ISLAMTODAY ID-Perjanjian pertahanan antara anggota NATO Denmark, Norwegia dan Swedia yang secara resmi non-blok untuk meningkatkan kapasitas militer bersama.
Tiga negara Skandinavia, Swedia, Denmark, dan Norwegia akan menandatangani perjanjian kerjasama operasi militer pada Jumat, 24 September.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan militer bangsa-bangsa melalui latihan bersama dan dapat menghadapi ancaman dan peristiwa apa pun secara bersama-sama.
Menurut ketiganya, situasi keamanan di Selat resund (juga dikenal sebagai Sound) dan wilayah Laut Utara telah memburuk.
Untuk itu, kemampuan menghadapi ancaman dan pelanggaran secara bersama-sama perlu ditingkatkan, ujar mereka.
Menteri Pertahanan Norwegia Frank Bakke-Jensen menyarankan agar perjanjian itu membuat gambaran keamanan “lebih aman” dan menggambarkannya sebagai pelengkap NATO.
“Hal ini menghalangi dan memiliki efek keamanan yang signifikan”, ujar Bakke-Jensen kepada saluran TV2 Norwegia, seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (24/9).
Sebaliknya, Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen berpendapat bahwa perjanjian itu tidak secara signifikan mengubah situasi keamanan negara itu.
“NATO lah yang menjadi jaminan kami jika kami tiba-tiba diserang. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa selalu baik ketika tetangga datang untuk menyelamatkan. Bantuan dari tetangga juga merupakan hal yang sangat penting dalam konteks militer”, ungkap Bramsen mengatakan kepada TV2 Denmark yang mengutip domain siber sebagai kemungkinan bidang kerja sama.
“Sangat masuk akal untuk memiliki kekuatan analitis yang lebih besar dengan mereka. Dan dengan demikian juga menjadi lebih kuat secara individu. Kami juga mendapatkan lebih banyak mata dan telinga ketika kami mengumpulkan sumber daya kami”, pungkas Bramsen.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Swedia Peter Hultqvist menekankan pentingnya memperluas kerjasama militer dengan negara lain, antara lain, risiko terorisme internasional dan dunia yang lebih bermasalah.
Hultqvist secara khusus mewakili Rusia memberanikan diri menyatakan ke penyiar nasional SVT, “siap menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan dan sasaran politik”.
Pada saat yang sama, Hultqvist menekankan “peningkatan pembangunan militer” di sekitar Swedia, meskipun Stockholm sendiri baru-baru ini menghadirkan perluasan baru militer negara yang pada tahap saat ini mencakup lima resimen baru dan armada udara baru.
Sementara itu, Henrik Breitenbauch, kepala Pusat Studi Militer di Universitas Kopenhagen, tidak merahasiakan kesepakatan pertahanan yang dibuat melawan “tetangga besar di Timur”, yaitu Rusia.
Namun, ia memberanikan diri bahwa otot-otot militer gabungan dari ketiga negara itu “terlalu kecil” untuk upaya semacam itu.
Pada skala satu sampai lima di antara faktor-faktor penting untuk memastikan keamanan Denmark, Henrik Breitenbauch menilai NATO sebagai lima, memberikan kesepakatan dengan Swedia dan Norwegia dua.
“Swedia tidak bisa datang untuk menyelamatkan kita dan biasanya menjauh ketika orang lain mengejar kita”, ujar Henrik Breitenbauch kepada TV2 Denmark, mengutip Perang Dunia II dan Perang Schleswig 1864 dengan Jerman.
Partai oposisi Swedia, Moderat, positif tentang perjanjian dengan anggota NATO Norwegia dan Denmark.
Namun, partai yang sangat pro-NATO mengatakan tidak mengganti keanggotaan penuh dengan jaminan pertahanan.
Tidak seperti Norwegia dan Denmark, Swedia secara formal tetap non-blok, namun telah mempertahankan kerja sama yang semakin erat dengan NATO dan AS.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketiga negara Skandinavia telah meningkatkan pengeluaran militer mereka dan melakukan pembangunan yang disebut sebagai “ancaman Rusia”.
Untuk ini, Kementerian Luar Negeri Rusia menjawab bahwa langkah-langkah ini, ditambah dengan upaya NATO, berkontribusi pada militerisasi Laut Baltik dan Arktik.
Selain itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova baru-baru ini menekankan bahwa sikap “semakin beracun” di Barat terhadap Rusia, “dorongan agresif sentimen anti-Rusia”, dan “demonisasi kebijakan Rusia” telah mempengaruhi hubungan.
(Resa/TV2 Denmark/SVT/Sputniknews)