ISLAMTODAY ID-Ratusan pemukim Israel pada hari Senin (27/9) menyerbu Masjid al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur yang diduduki dan mengibarkan bendera Israel dalam sebuah langkah yang dianggap “provokatif” oleh warga Palestina.
Lebih dari 770 pemukim Israel, ditemani oleh petugas keamanan, masuk ke kompleks Al-Aqsa di Yerusalem pada Senin pagi dan sekali lagi pada sore hari, media lokal melaporkan.
Mereka masuk melalui Gerbang Maroko di sisi barat situs yang telah dikendalikan oleh otoritas Israel sejak awal pendudukan Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada tahun 1967.
Seorang pemukim mengibarkan bendera Israel di area di luar Masjid Al-Aqsa, sementara polisi Israel melarang warga Palestina memasuki kompleks selama tur pemukim.
Seorang pria Palestina ditangkap ketika dia berusaha menghalangi perjalanan para pemukim dengan berdoa di jalan mereka.
Wakaf Islam Yerusalem telah berulang kali menggambarkan tur para pemukim sebagai “provokatif”.
Mereka mengatakan bahwa jamaah dan penjaga Palestina di Masjid al-Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan pemukim yang mengunjungi situs suci Muslim.
Aktivis sayap kanan Israel telah berulang kali mendorong peningkatan kehadiran Yahudi di al-Aqsa, meskipun ada perjanjian perwalian bersama yang sudah lama ada antara Israel dan Yordania.
Beberapa aktivis sayap kanan Israel telah mengadvokasi penghancuran kompleks Masjid al-Aqsa untuk membuka jalan bagi Kuil Ketiga.
Tetapi yang lain ingin merebut wilayah timur kompleks al-Aqsa, yang dikenal sebagai Gerbang al-Rahmeh, untuk mengubahnya menjadi tempat ibadah eksklusif Yahudi yang dapat diakses melalui gerbang kuno di tembok timur Kota Tua.
Perkembangan Mengerikan
Muslim dan Kristen Palestina tidak berusaha untuk berdoa di Western Wall Plaza, situs paling suci dalam Yudaisme di sebelah timur Masjid al-Aqsa.
Akses mereka ke situs, bagaimanapun, harus melalui pemeriksaan keamanan yang ketat.
Azzam al-Khatib, direktur umum Wakaf Islam di Yerusalem, mengatakan bahwa polisi Israel mengubah Masjid al-Aqsa menjadi “barak militer” pada hari Senin (27/9) dan jumlah pemukim yang membobol kompleks telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir.
Khatib mengatakan tur ini “tidak dapat diterima” dan al-Aqsa merupakan masjid bagi umat muslim.
“[al-Aqsa] adalah masjid bagi umat Islam yang tidak dapat dipartisi atau dibagi,” ujar Azzam al-Khatib.
Sementara itu, pada hari Ahad (26/9) hampir 1.000 pemukim Israel memasuki Masjid al-Aqsa.
“peristiwa Senin (27/9) menunjukkan bahwa perkembangan berbahaya, bahwa pemukim mengibarkan bendera pendudukan di dalam Masjid al-Aqsa, sementara di tempat itu ada pembatasan yang diberlakukan pada jamaah dan larangan mereka dari berdoa di halaman al-Aqsa selama tur pemukim”, ujar Radwan Amr kepala manuskrip di al-Aqsha, seperti dilansir dari MEE, Senin (27/9).
Kelompok pemukim Israel secara teratur memasuki kompleks Masjid al-Aqsa – yang mereka sebut sebagai Temple Mount – selama hari libur keagamaan.
Mereka saat ini merayakan Sukkot yang berakhir pada hari Senin (27/9).
Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah 1967.
Pendudukan tersebut mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Kota Tua Yerusalem dan kompleks al-Aqsa tetap menjadi komponen paling sensitif dari konflik Israel-Palestina.
(Resa/MEE)