ISLAMTODAY — Axios mengutip bahwa Rusia diduga meminta sekutunya untuk menyelenggarakan pertemuan puncak trilateral di Suriah dengan AS.
Menurut media tersebut, Rusia ingin menjajaki kemungkinan penghentian sanksi untuk Suriah yang akan memungkinkan negara itu melakukan pengiriman minyak dan gas ke tetangga Lebanon yang kekurangan energi.
AS, sementara itu, terus berfokus untuk membuat Iran menarik pasukannya dari Suriah dan salah satu langkahnya adalah bekerjasama dengan Rusia.
Terdapat skenario yang muncul dari pengamat timur tengah AS dimana terdapat salah satu langkah mengeluarkan Iran dari Suriah adalah dengan membantu “diplomasi energi” Rusia di Suriah.
Logika di balik kemungkinan ini adalah bahwa Barat sangat khawatir tentang pengiriman bahan bakar Iran baru-baru ini ke Lebanon sehingga mungkin bersedia untuk meringankan tekanan sanksi sepihak terhadap Suriah.
Setidaknya berkaitan dengan memfasilitasi ekspor energi ke negara tetangga itu melalui Gas Arab.
Saat ini Damaskus secara diam-diam meminta penarikan pasukan Teheran secara bertahap dari negara itu.
Selain itu perjalanan kejutan Presiden Suriah Assad ke ibukota Rusia untuk bertemu dengan mitranya makin memperkuat dugaan Rusia bisa menjadi penengah dari konflik yang terjadi di Suriah.
Beberapa hari kemudian, Iran diizinkan untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) sebagai anggota penuh.
Bahkan tak lama setelah itu Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB bahwa negaranya “siap untuk kembali ke kepatuhan penuh ( dengan JCPOA) jika Iran melakukan hal yang sama.”
Lalu Menteri Luar Negeri Suriah bertemu dengan mitranya dari Yordania di PBB, hal itu karena Yordania adalah negara transit yang dilalui Pipa Gas Arab dalam perjalanan ke Suriah dan kemudian Libanon.
Dengan rantai peristiwa ini, semuanya mulai menjadi lebih jelas.
Rusia Menjadi Pemain Kunci di Konflik Suriah
Tampaknya Rusia sedang mencoba untuk menengahi kesepakatan besar di Asia Barat.
Dengan peran besar Rusia presiden Turki Erdogan bahkan telah mendiskusikan beberapa hal ini dengan Rusia ketika ia melakukan perjalanan ke Moskow pada hari Rabu.
Melihat bagaimana juru bicara Presiden Putin menegaskan bahwa “Suriah akan menjadi agenda utama”.
Menariknya, pemimpin Turki juga baru-baru ini meminta AS untuk menarik diri dari Suriah sehingga ada kemungkinan bahwa kesepakatan yang lebih besar sedang dipertimbangkan.
Turki dan AS mungkin secara bersamaan mengurangi tekanannya ke Iran jika Suriah membuat kompromi politik tertentu dengan mereka, meskipun tidak jelas apakah Damaskus akan menganggap tuntutan AS dan Turki dapat diterima.
Disini terlihat jelas bagaimana Rusia memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik di Suriah bahkan membuat AS dan Turki menuruti langkah yang dianjurkan oleh Rusia.
Yaitu dengan mengurangi kecurigaan dan gesekan dengan aktor lain di Suriah yaitu Iran.
Jadi sekarang adalah waktu yang ideal bagi para aktor ini mencapai serangkaian kesepakatan untuk menuju solusi politik, selama mereka semua memiliki keinginan untuk melakukan apa yang dibutuhkan demi menyelesaikan konflik di Suriah. (Rasya)