ISLAMTODAY ID-Departemen Luar Negeri AS menerbitkan jumlah hulu ledak nuklir dalam persediaannya untuk pertama kalinya dalam empat tahun setelah mantan presiden Donald Trump melakukan penutupan pada data.
Pada 30 September 2020, militer AS mempertahankan 3.750 hulu ledak nuklir aktif dan tidak aktif, turun 55 dari tahun sebelumnya dan 72 dari tanggal yang sama pada tahun 2017.
Angka tersebut juga merupakan level terendah sejak persediaan nuklir AS mencapai puncaknya pada puncak Perang Dingin dengan Rusia pada tahun 1965 ketika totalnya adalah 31.255 hulu ledak.
Angka-angka itu dirilis Selasa (5/10) di tengah upaya pemerintahan Presiden Joe Biden untuk memulai kembali pembicaraan kontrol senjata dengan Rusia setelah terhenti di bawah Trump.
“Meningkatkan transparansi cadangan nuklir negara-negara bagian penting untuk upaya nonproliferasi dan perlucutan senjata,” ujar Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (6/10).
Perjanjian New Start
Trump, yang menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran dan perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) dengan Rusia, juga meninggalkan pakta penting lainnya, New Start Treaty di atas batu tahun lalu sebelum dijadwalkan berakhir pada 5 Februari.
New Start membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dipegang oleh Washington dan Moskow, dan membiarkannya kedaluwarsa dapat memicu pembalikan pengurangan hulu ledak di kedua sisi.
Trump mengatakan dia menginginkan kesepakatan baru dengan mencakup China, yang hanya memiliki sebagian kecil dari hulu ledak yang dimiliki Amerika Serikat dan Rusia.
Biden, yang mulai menjabat pada 20 Januari, segera mengusulkan perpanjangan lima tahun ke New Start yang dengan cepat disetujui oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kesepakatan itu membatasi 1.550 jumlah hulu ledak nuklir yang dapat digunakan oleh Moskow dan Washington.
Pekan lalu diplomat Rusia dan AS mengadakan pembicaraan tertutup di Jenewa untuk memulai diskusi tentang penerus New Start dan juga kontrol pada senjata konvensional.
Seorang pejabat AS menyebut pembicaraan itu “produktif”, tetapi kedua belah pihak mengatakan bahwa fakta mengadakan pembicaraan itu positif.
Hulu Ledak Nuklir Dari Sembilan Negara
Menurut penghitungan Januari 2021 oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) yang mencakup pensiunan hulu ledak –– tidak dihitung dalam jumlah Departemen Luar Negeri –– Amerika Serikat memiliki 5.550 hulu ledak, dibandingkan dengan 6.255 di Rusia, 350 di China, 225 di Inggris, dan 290 di Prancis.
India, Pakistan, Israel, dan Korea Utara bersama-sama memiliki sekitar 460 hulu ledak nuklir, menurut institut tersebut.
(Resa/TRTWorld)