ISLAMTODAY ID-Beijing akan mengambil sikap tegas terhadap segala bentuk “manipulasi politik” yang mungkin timbul selama penyelidikan baru yang diumumkan baru-baru ini oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menentukan asal-usul virus corona.
Berbicara pada hari Kamis (14/10), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa pemerintah berharap semua pihak yang terlibat dalam penyelidikan akan “mengadopsi sikap yang objektif, ilmiah dan bertanggung jawab … mematuhi perspektif global, melakukan tugas mereka secara objektif dan adil, dan benar-benar memberikan kontribusi positif untuk penelusuran asal-usul global dan kerja sama anti-epidemi.”
Dia bersikeras bahwa sementara China akan terus mendukung dan berpartisipasi dalam melacak asal-usul Covid-19, China akan “dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik.”
Pernyataan Zhao datang sehari setelah WHO meluncurkan daftar ahli yang diusulkan pada Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal-usul Patogen Novel, yang dikenal dengan akronim SAGO, untuk menentukan dari mana virus itu bermula.
Direktur Eksekutif WHO Dr Michael Ryan menekankan pentingnya penyelidikan.
“ini adalah “kesempatan terbaik” kami – dan berpotensi yang terakhir – untuk memahami asal-usul Covid,” ujar Ryan seperti dilansir dari RT, Kamis (14/10).
Maria van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mencatat bahwa “lebih dari tiga lusin studi yang direkomendasikan” masih harus dilakukan, dan mengindikasikan bahwa misi mungkin perlu dilakukan di tanah China, yang membutuhkan kerja sama Beijing.
Pada bulan Agustus, badan kesehatan PBB mengeluarkan pernyataan yang tampaknya merupakan seruan bagi China untuk merilis data dari Institut Virologi Wuhan, yang diperlukan untuk menentukan asal-usul virus.
WHO mengatakan bahwa akses ke informasi ini “sangat penting untuk mengembangkan pemahaman kita tentang sains dan tidak boleh dipolitisasi dengan cara apa pun”, tetapi wakil menteri luar negeri Beijing menolak, dengan mengatakan China menentang “pelacakan politik”.
WHO awalnya menyimpulkan dalam laporannya pada bulan Maret bahwa teori Covid-19 yang bocor dari laboratorium di Wuhan adalah “sangat tidak mungkin”, dan malah mungkin menyebar dari kelelawar ke manusia.
Namun, beberapa bulan kemudian, Sekretaris Jenderal organisasi Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui bahwa “kecelakaan lab terjadi” dan bahwa ada “dorongan prematur” untuk mengesampingkan asal usul ini.
(Resa/RT)