ISLAMTODAY ID-Pemboman hari Rabu (20/10) di Idlib adalah salah satu yang paling mematikan untuk mengguncang kesepakatan gencatan senjata Idlib yang ditengahi oleh Turki dan Rusia.
“Pasukan pemerintah Suriah membunuh lima warga sipil, termasuk dua anak-anak, di Idlib pada hari Rabu (20/10),” ungkap sebuah monitor perang melaporkan, seperti dilansir dari MEE, Rabu (20/10).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mencatat bahwa roket menghantam kota Ariha yang sibuk, di mana penembakan itu juga menewaskan sedikitnya 3 pejuang.
Penembakan, yang melanda kota itu saat anak-anak sedang menuju ke sekolah, juga melukai sedikitnya 26 orang, menurut pemantau perang.
Laporan online yang belum dikonfirmasi menunjukkan jumlah korban tewas dan terluka secara signifikan lebih tinggi.
Sementara itu, Idlib adalah benteng pemberontak terakhir yang tersisa bagi para pemberontak ketika pasukan pemerintah, dibantu oleh sekutu Iran dan Rusia, perlahan-lahan menguasai daerah itu.
Pemboman itu terjadi segera setelah sebuah bus tentara meledak di Damaskus, menewaskan sedikitnya 13 orang dalam serangan paling mematikan di ibu kota sejak tahun 2017.
Media pemerintah melaporkan bahwa dua bahan peledak diledakkan pada jam sibuk pagi hari ketika bus tentara melintasi sebuah jembatan di Damaskus.
(Resa/MEE)