ISLAMTODAY ID- Departemen Pertahanan AS melakukan tes yang gagal terkait dengan pengembangan senjata hipersoniknya setelah pendorong rudal gagal bekerja, ujar juru bicara Pentagon kepada Sputnik.
“Pada 21 Oktober, Departemen Pertahanan melakukan eksperimen pengumpulan data dari Pacific Spaceport Complex-Alaska, Kodiak, AK [Alaska], untuk menginformasikan perkembangan teknologi hipersonik departemen tersebut,” ujar juru bicara itu dalam sebuah pernyataan pada Kamis (21/10) malam, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (22/10).
“Tes tidak terjadi seperti yang direncanakan karena kegagalan tumpukan booster.”
Juru bicara itu mengatakan bahwa booster stack yang digunakan dalam pengujian itu bukan bagian dari program hipersonik dan tidak terkait dengan Common Hypersonic Glide Body yang dirancang Angkatan Laut, yang berhasil diuji oleh Departemen Pertahanan pada 20 Maret 2020.
Pejabat pertahanan telah memulai peninjauan untuk menentukan penyebab kegagalan sistem booster, ujar juru bicara itu.
Amerika Serikat yakin berada di jalur untuk menurunkan kemampuan hipersonik ofensif pada awal tahun 2020-an dan uji terbang ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembangkan teknologi ini, ungkap juru bicara itu.
Sebelumnya pada hari Kamis (21/10), Angkatan Laut mengatakan telah melakukan uji senjata dengan Angkatan Darat yang menunjukkan teknologi dan kemampuan hipersonik canggih.
Kolaborasi ini difokuskan untuk memajukan pekerjaan pada Serangan Prompt Konvensional Angkatan Laut, sistem senjata hipersonik non-nuklir, dan kemampuan serangan ofensif Senjata Jarak Jauh Angkatan Darat.
Pada bulan Juli, Angkatan Udara AS mengatakan uji coba kedua dari rudal hipersonik Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) gagal setelah motor roket tidak menyala.
Tes pertama gagal pada bulan April ketika ada masalah dengan tes penerbangan kendaraan booster pertama.
Militer AS sedang mengembangkan setidaknya tiga jenis senjata hipersonik – Serangan Cepat Konvensional Angkatan Laut, Senjata Hipersonik Jarak Jauh Angkatan Darat dan ARRW untuk Angkatan Udara.
(Resa/Sputniknews)