ISLAMTODAY ID-Jenderal yang berkuasa di Sudan mengatakan Perdana Menteri yang digulingkan di negara itu Abdalla Hamdok ditahan untuk keselamatannya sendiri di rumah sang jenderal sendiri, bukan di penjara.
“Keputusan untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Hamdok diambil untuk menghindari perang saudara,” ujar jenderal penguasa Sudan Abdel Fattah al Burhan, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (26/10)
Jenderal Abdel Fattah al Burhan mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa (26/10) bahwa militer turun tangan setelah pembicaraan dengan Hamdok dan gerakan protes untuk menyelesaikan perselisihan mengenai arah negara mencapai jalan buntu.
Burhan mengatakan keputusan untuk menggulingkan pemerintah Hamdok diambil untuk menghindari perang saudara, menuduh kekuatan politik menghasut terhadap angkatan bersenjata.
“Ya, kami menangkap menteri dan politisi, tetapi tidak semua” dari mereka, ungkap Burhan, seraya menambahkan bahwa Hamdok “dalam keadaan sehat” dan akan “kembali ke rumah ketika krisis berakhir”.
Burhan mengatakan para tahanan yang memiliki tuntutan pidana akan ditahan, semua yang lain akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam politik tetapi pemerintahan yang akan datang tidak akan memiliki politisi biasa.
Dia juga mengangkat kemungkinan bahwa beberapa dari mereka yang ditahan dapat diadili, atas apa yang dia sebut hasutan terhadap militer.
Kudeta Militer
Pada hari Senin (25/10), Burhan membubarkan pemerintah Hamdok dan Dewan Berdaulat, sebuah badan militer dan sipil gabungan yang dibentuk segera setelah penggulingan Bashir untuk menjalankan negara.
Dia sekarang mengepalai dewan militer yang dia katakan akan memerintah Sudan hingga pemilihan umum pada Juli 2023.
Burhan menyalahkan pertengkaran dan perpecahan di antara faksi-faksi politik atas pengambilalihan militer tersebut.
Namun, kudeta terjadi kurang dari sebulan sebelum Burhan seharusnya menyerahkan kepemimpinan Dewan Berdaulat kepada warga sipil, sebuah langkah yang akan mengurangi kekuasaan militer.
Dalam beberapa pekan terakhir, dia berulang kali mengindikasikan bahwa dia mungkin tidak akan melakukannya.
Jenderal itu mengatakan dia serius untuk mengadakan pemilihan sesuai jadwal.
Tetapi banyak yang bisa terjadi dalam 19 bulan mendatang, dan tidak jelas apakah militer akan bersedia melepaskan cengkeraman yang telah dimilikinya selama beberapa dekade.
Para pengunjuk rasa pro-demokrasi terus memblokir jalan-jalan di ibu kota Sudan dengan barikade darurat dan membakar ban pada hari Selasa (26/10), sehari setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta cepat yang dikecam secara luas oleh masyarakat internasional.
(Resa/TRTWorld)