ISLAMTODAY-Perusahaan telah secara resmi menghentikan operasi di daratan China pada 1 November, dan menjadi perusahaan teknologi kedua yang berbasis di AS yang meninggalkan negara itu setelah LinkedIn Microsoft.
Yahoo Inc. telah menarik diri dari China, dengan alasan “lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang.”
“Sebagai pengakuan atas lingkungan bisnis dan hukum yang semakin menantang di China, rangkaian layanan Yahoo tidak akan lagi dapat diakses dari daratan China mulai 1 November,” ujar perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, Selasa (2/11), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (2/11).
Pengunjung situs web Yahoo di Cina sekarang diarahkan ke pernyataan singkat yang mengumumkan penutupan.
Perusahaan mengatakan “tetap berkomitmen pada hak-hak pengguna kami dan internet yang bebas dan terbuka.”
Perusahaan teknologi asing telah lama berjalan di atas tali di China, dipaksa untuk mematuhi undang-undang lokal yang ketat dan penyensoran konten oleh pemerintah.
Pihak berwenang China mempertahankan cengkeraman kuat pada sensor internet di negara itu dan mengharuskan perusahaan untuk menyensor konten dan kata kunci yang dianggap sensitif secara politik atau tidak pantas.
Penarikan perusahaan itu bertepatan dengan penerapan Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi China, yang membatasi informasi apa yang dapat dikumpulkan oleh perusahaan dan menetapkan standar bagaimana informasi itu harus disimpan.
Undang-undang China juga menetapkan bahwa perusahaan yang beroperasi di negara itu harus menyerahkan data jika diminta oleh pihak berwenang, sehingga menyulitkan perusahaan-perusahaan Barat untuk beroperasi di China karena mereka mungkin juga menghadapi tekanan di dalam negeri karena menyerah pada tuntutan China.
Yahoo dicerca oleh anggota parlemen di AS pada tahun 2007 setelah menyerahkan data tentang dua pembangkang China ke Beijing, yang akhirnya menyebabkan mereka dipenjara.
Langkah Simbolis
Yahoo sebelumnya telah mengurangi operasinya di China, dan pada tahun 2015 menutup kantornya di Beijing.
Penarikannya dari negara itu sebagian besar bersifat simbolis karena setidaknya beberapa layanan Yahoo, termasuk portal webnya, telah diblokir.
China juga telah memblokir sebagian besar situs media sosial internasional dan mesin pencari, seperti Facebook dan Google.
Pengguna di China yang ingin mengakses layanan ini menghindari pemblokiran dengan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN).
Yahoo sebelumnya juga mengoperasikan layanan musik dan email di China, namun kedua layanan tersebut juga dihentikan pada awal tahun 2010-an.
Yahoo adalah perusahaan teknologi besar AS kedua yang mengurangi operasinya di China dalam beberapa pekan terakhir.
Bulan lalu, platform jaringan profesional Microsoft, LinkedIn, mengatakan akan menutup situs China-nya, menggantikannya dengan papan pekerjaan.
(Resa/TRTWorld)