ISLAMTODAY ID – Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul China Calls US The World’s Top Nuclear Threat, Hitting Back At Pentagon Report.
China pada hari Kamis (4/11) menanggapi laporan yang diterbitkan oleh Pentagon yang mengklaim persenjataan nuklir Beijing dapat tumbuh dari sekitar 200 hulu ledak menjadi 1.000 pada tahun 2023, peningkatan yang signifikan dari perkiraan AS sebelumnya.
“Laporan Departemen Pertahanan, seperti laporan serupa di masa lalu, mengabaikan fakta dan dipenuhi dengan bias. AS menggunakan laporan ini untuk meningkatkan teori ‘ancaman nuklir China’,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada wartawan, seperti dilansir dari ZeroHedge, Jumat (5/11).
Wenbin mengatakan “sumber utama” ancaman nuklir di dunia berasal dari AS, menunjuk pada fakta bahwa Washington telah menarik diri dari perjanjian pengendalian senjata, termasuk Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah yang membatasi pengembangan rudal balistik jarak menengah.
Sekarang AS sedang mencari untuk menyebarkan rudal yang sebelumnya dilarang di bawah INF di Asia Pasifik.
Bulan lalu, Departemen Luar Negeri mengungkapkan bahwa AS saat ini memiliki sekitar 5.750 hulu ledak dalam persenjataan nuklirnya.
Wang mengatakan meskipun AS memiliki begitu banyak hulu ledak, ia masih ingin menginvestasikan triliunan dalam memodernisasi persenjataannya dan menciptakan senjata nuklir hasil rendah.
Rencana Washington senilai lebih dari USD 1 triliun untuk memodernisasi persenjataan nuklirnya memberi alasan bagus bagi Pentagon untuk melebih-lebihkan pengembangan senjata nuklir China.
Wang bersikeras bahwa persenjataan nuklir Beijing murni defensif dan mengatakan China masih mempertahankan kebijakan penggunaan pertama.
“Saya ingin menekankan bahwa China tetap berkomitmen kuat pada strategi pertahanan diri nuklir, secara aktif menganjurkan larangan lengkap akhir dan penghancuran senjata nuklir secara menyeluruh, dan menjaga kekuatan nuklirnya pada tingkat minimum yang diperlukan untuk keamanan nasional. kebijakan tidak ada penggunaan pertama senjata nuklir,” ujarnya.