ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul China Demands US Immediately End All Official Contacts With Taiwan.
Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (10/11) bereaksi terhadap kunjungan sekelompok Senat dan House Republicans ke Taiwan.
Lebih lanjut, China meminta Washington untuk mengakhiri kontak resmi dengan Taipei.
“Kunjungan anggota Kongres AS yang relevan sangat melanggar prinsip satu-China,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers harian, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (11/11).
“China dengan tegas menentang ini dan telah mengajukan perwakilan serius dengan pihak AS. Kami meminta pihak AS untuk segera menghentikan semua bentuk interaksi resmi dengan Taiwan.”
Menurut The South China Morning Post, delegasi kongres beranggotakan 13 orang yang mengunjungi Taiwan dengan pesawat militer pada hari Selasa (9/11) termasuk empat senator dan dua anggota DPR, semuanya dari Partai Republik.
Tidak semua anggota parlemen yang melakukan perjalanan diidentifikasi, tetapi sumber mengatakan kepada Postingan delegasi termasuk Senator John Cornyn (R-TX), Mike Crapo (R-ID), Tommy Tuberville (R-AL), Mike Lee (R- UT), dan Rep. Jake Ellzey (R-TX).
Selama di Taiwan, delegasi AS mengunjungi Kementerian Pertahanan Taiwan dan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai ing-Wen.
Partai Republik di Kongres telah memperkenalkan undang-undang untuk meningkatkan dukungan militer bagi Taiwan.
Sebuah RUU yang diperkenalkan di Senat minggu lalu, yang disponsori bersama oleh Cornyn dan Crapo, akan memberi Taiwan USD 2 miliar bantuan militer setiap tahun.
Perjalanan Partai Republik ke Taiwan terjadi ketika ketegangan meningkat antara AS dan China di pulau itu.
Untuk pertama kalinya sejak Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei pada 1979, Taiwan mengungkapkan tingkat kerja sama militernya dengan AS.
Pada hari Selasa (8/11), sebuah laporan dari Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan lebih dari 600 tentara telah melakukan perjalanan ke pulau itu sejak tahun 2019 untuk tujuan pelatihan.
Fakta bahwa sejumlah kecil pasukan AS telah dikerahkan ke Taiwan selama beberapa dekade bukanlah rahasia, tetapi pengakuan dari Taipei menandakan perubahan kebijakan dan dipandang sebagai provokasi Beijing.
(Resa/The China Morning Post/ZeroHedge)