ISLAMTODAY ID-Salman Khurshid, mantan menteri luar negeri India, baru-baru ini memicu kontroversi dengan bukunya yang membandingkan nasionalisme Hindu di bawah Presiden Modi dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti Daesh.
Kelompok garis keras Hindu telah menyerang dan membakar rumah seorang mantan menteri luar negeri India dalam insiden terbaru kekerasan agama yang menurut para kritikus telah terjadi di bawah Perdana Menteri Narendra Modi.
Polisi mengatakan gerombolan sekitar 20 orang dari kelompok Hindu lokal garis keras berkumpul di luar rumah Khurshid dekat kota utara Nainital pada Senin (15/11).
“Mereka meneriakkan slogan-slogan, melemparkan batu, memecahkan beberapa jendela, mengobrak-abrik (pintu masuk) dan membakar (ke sebuah pintu),” ujar kepala polisi setempat Jagdish Chandra kepada kantor berita AFP, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (16/11).
The Times of India melaporkan bahwa kelompok tersebut telah membakar patung Khurshid, melepaskan tembakan dan mengancam menantu perempuan penjaga dengan pistol.
Untuk diketahui, Salman Khurshid, seorang Muslim dari partai oposisi utama Kongres, menerbitkan sebuah buku bulan lalu di mana ia membandingkan jenis nasionalisme Hindu yang berkembang di bawah Modi dengan kelompok-kelompok ekstremis seperti Daesh.
Lonjakan Diskriminasi dan Kekerasan
Khurshid, yang menjabat sebagai menteri luar negeri dari tahun 2012-14, sedang pergi bersama keluarganya pada saat kejadian tetapi memposting gambar setelah serangan di media sosial.
“Malu adalah kata yang terlalu tidak efektif,” ungkap Khurshid, 68 tahun.
“Saya berharap dapat membuka pintu ini kepada teman-teman saya yang telah meninggalkan kartu panggil ini. Apakah saya masih salah untuk mengatakan ini tidak mungkin Hindu,” tambahnya.
Aktivis mengatakan bahwa minoritas agama di India yang mayoritas Hindu telah menghadapi peningkatan tingkat diskriminasi dan kekerasan sejak Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Modi berkuasa pada tahun 2014.
Bulan lalu, gerombolan sekitar 200 orang dilaporkan menyerang sebuah gereja Kristen di negara bagian tersebut. Kepala BJP setempat mengatakan bangunan itu digunakan untuk “pertemuan mencurigakan”.
Pemerintah Modi menolak memiliki agenda radikal “Hindutva” (hegemoni Hindu) dan menegaskan bahwa orang-orang dari semua agama memiliki hak yang sama.
Shashi Tharoor, seorang anggota parlemen terkemuka dari Kongres, mengatakan bahwa serangan terhadap rumah Khurshid itu “memalukan.”
Khurshid “adalah seorang negarawan yang… selalu mengartikulasikan visi negara yang moderat, sentris, inklusif di dalam negeri. Tingkat intoleransi yang meningkat dalam politik kita harus dikecam oleh mereka yang berkuasa,” ungkap Tharoor di Twitter.
(Resa/TRTWorld)