ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul UN Says Yemen War Death Toll Will Reach 377,000 By End Of 2021.
Sebuah badan PBB menerbitkan laporan pada hari Selasa (22/11) yang memperkirakan perang di Yaman akan menewaskan 377.000 orang pada akhir tahun 2021.
Laporan dari Program Pembangunan PBB (UNDP) menemukan bahwa kekerasan langsung akan membunuh lebih dari 150.000 orang sementara penyakit yang dapat dicegah dan kelaparan yang disebabkan oleh pengepungan yang dipimpin Saudi yang didukung AS di negara itu menyumbang sekitar 60 persen dari jumlah korban tewas.
Seperti biasa, anak-anak paling menderita akibat perang.
“Pada tahun 2021, seorang anak Yaman di bawah usia lima tahun meninggal setiap sembilan menit karena konflik,” ujar UNDP, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (25/11).
Laporan tersebut memperkirakan bahwa 70 persen dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak di bawah lima tahun.
Melihat lebih jauh di masa depan, laporan itu mengatakan jika perang berlanjut hingga tahun 2031, itu akan merenggut 1,3 juta nyawa.
Tahun lalu, PBB memperkirakan bahwa perang merenggut nyawa 233.000 orang pada akhir tahun 2020.
Sebanyak jumlah korban tewas ini, perkiraan kemungkinan berada di ujung bawah, dan jumlah sebenarnya orang Yaman yang mati kelaparan sejak intervensi koalisi pimpinan Saudi tidak diketahui.
Pada bulan Februari, badan PBB lainnya memperingatkan bahwa jika kondisi tidak berubah di Yaman, 400.000 anak di bawah usia lima tahun akan mati kelaparan tahun ini saja.
Kondisi itu tidak berubah, perang berlanjut, dan blokade masih diberlakukan.
Selama beberapa bulan terakhir, pertempuran telah berkecamuk di sekitar kota Maarib, bagian penting terakhir dari wilayah yang dikuasai oleh pasukan dukungan Saudi yang terus maju oleh Houthi.
Sejak pertengahan Juni, hampir 15.000 Houthi tewas dalam pertempuran, sebagian besar oleh serangan udara Saudi.
Angkatan udara Arab Saudi masih dipertahankan oleh AS meskipun sebelumnya Presiden Biden bersumpah untuk mengakhiri dukungan untuk operasi “ofensif” di Yaman.
Tanpa dukungan AS, pesawat tempur Saudi akan segera di-grounded, dan Riyadh akan dipaksa untuk bernegosiasi dengan Houthi.
Sebagai tanda dukungan yang berkelanjutan, pemerintahan Biden baru-baru ini menyetujui penjualan rudal senilai USD 650 juta untuk Saudi.
(Resa/ZeroHedge)