ISLAMTODAY ID —“Wilayah Samudera Hindia telah menjadi jantung strategis abad ke-21, menggeser Eropa dan Asia Timur Laut pada abad ke-20 yang lalu.” Donald L. Berlin, Kepala Studi Keamanan, Pusat Studi Keamanan Asia Pasifik, Honolulu, Hawaii
Pentingnya Samudra Hindia
Samudra Hindia telah muncul sebagai ruang maritim penting di pesisir Asia-Pasifik akibat perubahan strategis, keamanan, dan signifikansi ekonomi kawasan tersebut.
Wilayah Indo-Asia-Pasifik adalah ruang maritim-pesisir terbesar yang memiliki konsentrasi pada populasi penduduk, sumber daya alam, ekonomi berkembang, jalur laut yang padat, dan ruang teritorial yang diperebutkan.
Dengan demikian penting dalam arti geo-politik, geo-ekonomi dan geo-strategis.
Samudera Hindia adalah kawasan yang memiliki banyak jalur air terpenting, seperti Selat Hormuz, Selat Malaka, Lombok dan Selat Sunda.
Setiap gangguan arus lalu lintas melalui titik-titik ini dapat memiliki konsekuensi bencana.
Seperti gangguan aliran energi yang merupakan masalah keamanan dan ekonomi yang besar bagi negara-negara pesisir, karena sebagian besar jalur energi mereka melalui samudra Hindia.
Karena energi sangat penting dalam mempengaruhi strategi geo-politik suatu negara, setiap gangguan dalam pasokannya memiliki konsekuensi keamanan yang serius.
Tidak dapat dipungkiri bahwa titik panas di kawasan ini menjadi sangat penting secara strategis bagi negara-negara yang berada dikawasan samudra Hindia.
Samudra Hindia dan negara-negara bagian di pesisirnya sangat penting dan semakin penting.
Wilayah ini berisi 1/3 dari populasi dunia, 25% dari daratannya berisi 40% dari cadangan minyak dan gas dunia. Selain itu Samudra Hindia adalah lokus jalur komunikasi laut internasional (SLOCs) yang penting.
Wilayah ini adalah rumah bagi sebagian besar populasi Muslim dunia, serta India, salah satu “kekuatan yang meningkat” di dunia.
Samudra Hindia juga merupakan rumah bagi 2 negara dengan senjata nuklir di dunia, India dan Pakistan, serta Iran, yang menurut sebagian besar pengamat memiliki program yang kuat untuk memperoleh senjata nuklir.
Minyak Adalah Sumber Kekuatan Hindia
Samudra Hindia telah menyaksikan aktivitas maritim yang intens selama 600 tahun terakhir, terutama untuk perdagangan.
Berabad-abad yang lalu, motivasi perdagangan adalah tentang sutra dan rempah-rempah, namun sekarang semua adalah tentang minyak.
Teluk Persia mengandung 65 persen cadangan minyak dunia dan menyumbang lebih dari setengah ekspor minyak dunia dan hampir semua di impor ke Asia-Pasifik.
Karena pertumbuhan ekonomi global, permintaan impor minyak dunia dari teluk ini diperkirakan akan tumbuh dan fakta ini sangat penting dengan mempertimbangkan signifikansi geostrategis Samudera Hindia.
Maka tak mengherankan gangguan pasokan minyak dikawasan ini pasti akan berdampak parah pada ekonomi dunia yang mampu sebabkan inflasi dan pengangguran yang meluas.
AS, Eropa, Cina, Jepang, India, dan sebagian besar negara Asia Tenggara sangat bergantung pada minyak dari Teluk.
Dalam pidato kenegaraannya pada Februari 2006, Presiden Bush mengatakan bahwa AS “kecanduan minyak.” Impor minyak kotor AS dari Teluk Persia adalah 2,2 juta barel/hari selama tahun 2006, terhitung 17 persen dari total impor minyak bersih AS.
Pentingnya energi bagi India, Cina dan Jepang sebagai negara Industri juga demikian sangat kecanduan akan impor minyak dari kawasan samudra ini.
Pada tingkat konsumsi saat ini, ketergantungan impor minyak India diperkirakan mencapai 91,6 persen pada 2020. Dalam kasus China akan menjadi 76,9 persen, sedangkan untuk negara-negara Asia Selatan lainnya akan menjadi 95,1 persen.
Jalur Komunikasi Laut (SLOCs)
Perkembangan ekonomi suatu negara terkait erat dengan perdagangan dan pasokan energi. Karena sebagian besar perdagangan pesisir Samudra Hindia dan negara-negara Asia Selatan adalah melalui laut dan jalur komunikasi laut atau SLOC telah membentuk jalur kehidupan negara-negara ini.
Menurut seorang analis militer, SLOC terkait erat dengan instrumen kekuatan maritim, dan geografi maritim yang menjadi poros di mana kekuatan harus dikerahkan.
Bagi seorang politisi, di sisi lain, SLOC menandakan keadaan hubungan dengan negara-negara yang terletak di sepanjang rute laut yang dilalui, sedangkan bagi seorang ekonom itu adalah jarak perjalanan terpendek dan paling ekonomis antara dua tujuan.
Demikian pula, untuk beberapa negara, kerja sama multilateral dalam keamanan SLOC dapat berarti mengurangi gangguan yang dirasakan ke dalam aspek kedaulatan.
Dengan demikian pengamanan jalur laut memerlukan strategi yang komprehensif yang mencakup perbedaan persepsi dan kepentingan nasional dari negara-negara yang bersangkutan.
Samudera Hindia adalah rumah bagi SLOC terpenting dalam hal maritim. Sejumlah besar kargo maritim jarak jauh internasional dari Teluk Persia, Afrika, dan Eropa transit melalui samudra ini.
Beberapa barang utama yang diangkut adalah produk energi – terutama minyak dan gas.
Karena sebagian besar perdagangan pesisir Samudra Hindia dan negara-negara Asia Selatan adalah melalui laut, SLOC sangat penting bagi negara-negara di asia pasifik serta bagi negara-negara konsumen energi utama seperti AS, Eropa, Cina, dan Jepang.
Ekspor dari Asia Barat memanfaatkan Selat Hormuz. Letaknya yang tidak kalah strategis adalah selat Malaka, Sunda dan Lombok-Makassar. Sepertiga perdagangan dunia dan hampir seluruh minyak Asia Timur yang berjumlah hampir 9,4 juta barel minyak per hari melewati selat ini.
Perlindungan jalur laut melalui Samudera Hindia menjadi prioritas strategis bagi banyak negara. Dengan demikian Amerika telah mempertahankan kehadiran militer besar-besaran di kawasan itu, dan siap untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan titik-titik penting kawasannya untuk aliran pasokan energi penting kawasan itu ke seluruh dunia.
Taruhannya sangat tinggi sehingga Pentagon kini telah menyusun rencana untuk memusnahkan kemampuan militer Iran.
Kekayaan Sumber Daya Alam
Samudera Hindia diketahui mengandung sumber daya alam yang dapat dipastikan signifikansinya.
Selain minyak di teluk, Samudera Hindia memiliki 65 persen mineral mentah dan 31 persen gas strategis dunia.
Selain itu sumber daya perikanan telah membuat banyak negara memiliki armada penangkapan ikan seperti Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan yang mengeksploitasi Samudera Hindia, terutama untuk udang dan tuna.
Samudra Hindia adalah kawasan seluas 70.560.000 km persegi. Pentingnya Samudra Hindia tidak dapat dipungkiri lagi dan persaingan geostrategis dan geoekonomi di kawasan ini juga tak dapat dihindarkan.
Jalur perairan strategis Samudera Hindia telah mendapat perhatian khusus dalam perdagangan samudera. Khususnya perdagangan minyak dari Timur Tengah ke Asia melalui jalur laut. (Rasya)