ISLAMTODAY ID-Mayor Jenderal Ahmed Naser al Raisi, anggota komite eksekutif Interpol, berjanji untuk memodernisasi teknologi Interpol, mempromosikan perempuan, dan mengatasi tantangan baru seperti perubahan iklim dan pandemi.
Interpol telah memilih seorang pejabat Uni Emirat Arab sebagai presiden baru selama Majelis Umum tahunan badan penegak hukum internasional yang diadakan di Istanbul.
Mayor Jenderal Ahmed Naser al Raisi, inspektur jenderal di kementerian dalam negeri Uni Emirat Arab dan anggota komite eksekutif Interpol, terpilih pada Kamis (25/11) untuk satu masa jabatan empat tahun, badan kepolisian global mengumumkan.
“Merupakan suatu kehormatan telah terpilih untuk menjabat sebagai presiden Interpol berikutnya,” ujar Raisi seperti dikutip dari kantor polisi global.
“Interpol adalah organisasi yang sangat diperlukan yang dibangun di atas kekuatan kemitraannya. Semangat kolaboratif ini, bersatu dalam misi, yang akan terus saya bina saat kami bekerja untuk membuat dunia yang lebih aman bagi orang-orang dan komunitas,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (25/11).
Dia berjanji untuk memodernisasi teknologi Interpol, mempromosikan perempuan dan menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim dan pandemi virus corona.
“Saya juga akan terus menegaskan kembali prinsip inti dari profesi kami – bahwa penyalahgunaan atau perlakuan buruk polisi dalam bentuk apa pun adalah menjijikkan dan tidak dapat ditoleransi,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan di situs webnya.
“Kredibilitas dan kedudukan Interpol dan penegakan hukum global adalah aset terpenting kami.”
Interpol mengatakan Raisi terpilih setelah tiga putaran pemungutan suara dan menerima 68,9 persen suara yang diberikan di putaran final.
Perayaan di Tengah Tuduhan Kriminal
Di UEA, sekarang menjadi tuan rumah pameran dunia Expo 2020 di Dubai dan menandai peringatan 50 tahun pendiriannya, pejabat Emirat merayakan pemilihan Raisi.
Menteri Dalam Negeri Saif bin Zayed Al Nahyan mengatakan hal itu menunjukkan “kepercayaan dunia terhadap UEA.”
Pemungutan suara untuk presiden diawasi dengan ketat sejak presiden pertama badan itu di China, Meng Hongwei, menghilang di tengah masa jabatan empat tahunnya dalam perjalanan kembali ke China pada tahun 2018.
Belakangan diketahui bahwa dia telah ditahan dan dituduh melakukan suap dan kejahatan lainnya.
Raisi, di sisi lain, telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia terlibat dalam penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang di UEA.
Dia menggantikan Kim Jong Yan dari Korea Selatan, seorang wakil presiden yang dengan cepat terpilih sebagai pengganti untuk menjalani sisa masa jabatan Meng.
(Resa/TRTWorld)