ISLAMTODAY ID-Washington telah memfokuskan dana pada Irak dan Afghanistan dan mengalihkan perhatiannya dari hal senjata hipersonik, ujar pejabat AS.
Amerika Serikat dan China terlibat dalam perlombaan senjata untuk mengembangkan senjata hipersonik paling mematikan, ungkap sekretaris Angkatan Udara AS, saat Beijing dan Washington membangun dan menguji lebih banyak dan lebih banyak lagi senjata generasi berikutnya yang berkecepatan tinggi.
“Ada perlombaan senjata, tidak harus untuk peningkatan jumlah, tetapi untuk peningkatan kualitas,” ujar Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall kepada kantor berita Reuters selama wawancara di kantor Pentagon pada hari Selasa (30/11).
“Ini adalah perlombaan senjata yang telah berlangsung cukup lama. Orang Cina telah melakukannya dengan sangat agresif,’ ungkap Frank Kendall, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (1/12).
Pada bulan Oktober, perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengkonfirmasi uji coba senjata hipersonik China yang menurut para ahli militer tampaknya menunjukkan pengejaran Beijing terhadap sistem yang mengorbit Bumi yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal Amerika.
Tahun ini Pentagon telah mengadakan beberapa tes senjata hipersonik dengan keberhasilan yang beragam.
Pada bulan Oktober, Angkatan Laut berhasil menguji motor roket pendorong yang akan digunakan untuk menggerakkan kendaraan peluncur yang membawa senjata hipersonik ke atas.
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara, atau sekitar 6.200 kilometer per jam.
Militer AS Fokuskan Dana Pada Irak & Afghanistan
Kendall mencatat bahwa sementara militer AS telah memfokuskan dana pada Irak dan Afghanistan, mereka telah mengalihkan perhatiannya dari hal senjata hipersonik.
“Ini tidak berarti kami tidak melakukan apa-apa, tetapi kami belum melakukan cukup banyak,” ujarnya.
Ketika Pentagon memasuki siklus anggaran tahunan 2023, Kendall berharap untuk mengumpulkan dana dengan pensiunnya sistem lama dan mahal untuk dirawat demi sistem baru, termasuk program pengembangan hipersonik.
“Saya suka A-10. C-130 adalah pesawat hebat yang sangat mampu dan sangat efektif untuk banyak misi. MQ-9 sangat efektif untuk kontraterorisme dan sebagainya. Mereka masih berguna, tapi tidak satu pun dari hal-hal ini yang menakut-nakuti China,” ujar Kendall.
Hal tersebut merujuk pada pesawat tempur berusia lebih dari 40 tahun, pesawat untuk membawa kargo, dan drone yang banyak digunakan.
Kontraktor Pertahanan Banggakan Rencana Senjata Hipersonik
Kontraktor pertahanan berharap untuk memanfaatkan peralihan ke senjata hipersonik tidak hanya dengan membangunnya tetapi juga dengan mengembangkan mekanisme deteksi dan kekalahan baru.
Pembuat senjata Lockheed Martin Corp, Northrop Grumman Corp, dan Raytheon Technologies Corp semuanya telah menggembar-gemborkan program senjata hipersonik mereka kepada investor karena fokus dunia bergeser ke perlombaan senjata baru untuk kelas senjata yang baru muncul.
Namun, Pentagon ingin kontraktor pertahanan memangkas biaya akhir senjata hipersonik, ujar kepala penelitian dan pengembangan.
Hal ini karena generasi berikutnya dari rudal super cepat yang sedang dikembangkan saat ini menelan biaya puluhan juta per unit.
(Resa/TRTWorld)