ISLAMTODAY ID-Sedikitnya delapan orang ditangkap karena “tidak menghormati” Jenderal Bipin Rawat, yang tewas dalam kecelakaan helikopter pekan lalu dan dekat dengan PM nasionalis Hindu Narendra Modi, ujar laporan.
India telah menangkap delapan orang karena berbagi posting media sosial “ofensif” tentang kematian panglima militer negara itu dalam kecelakaan helikopter, menurut para pejabat yang berbicara kepada kantor berita AFP dan laporan media lokal.
Jenderal Bipin Rawat, yang tewas bersama istrinya dan 11 orang lainnya dalam kecelakaan minggu lalu, adalah sosok yang sangat populer yang dipandang dekat dengan Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi.
Tetapi dia juga menimbulkan kontroversi, setelah dia memberikan penghargaan kepada seorang perwira yang mengikat seorang warga sipil di Kashmir yang dikelola India di depan kendaraan militernya untuk unjuk kekuatan.
Dalam contoh lain, ia mengklaim India mengoperasikan kamp “deradikalisasi”, yang memicu ketakutan di Kashmir.
Penangkapan karena ‘tidak menghormati’ jenderal angkatan darat
Seorang pria ditangkap beberapa jam setelah helikopter jatuh karena memposting ke Instagram bahwa Rawat telah “dibakar hidup-hidup bahkan sebelum memasuki Jahannum”, ungkap Urdu untuk neraka.
“Dia ditangkap bersama dengan dua orang lainnya di negara bagian Rajasthan karena “menyakiti sentimen publik”, ungkap polisi mengkonfirmasi kepada AFP pada hari Senin (13/12), seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (14/12).
Lima penangkapan lainnya di seluruh India dilaporkan oleh media lokal pada akhir pekan.
Lebih lanjut, seorang staf bank di distrik Jammu Kashmir yang dikelola India diskors dari pekerjaannya setelah tuduhan dia bereaksi terhadap posting berita Facebook tentang kematian Rawat dengan emoji wajah tertawa.
Dua orang sedang diselidiki di negara bagian Karnataka selatan, di mana kepala menteri Basavaraj Bommai memerintahkan penangkapan “pemikiran sesat” yang tidak menghormati komandan militer.
Larangan Kebebasan Berbicara
Polisi telah menangkap ratusan pengguna internet India dalam beberapa tahun terakhir, dengan kelompok hak asasi membunyikan alarm atas pembatasan yang berkembang pada kebebasan berbicara di negara itu.
Lebih dari selusin orang ditangkap pada bulan Oktober karena merayakan kemenangan Pakistan atas India dalam pertandingan kriket, dengan beberapa masih ditahan setelah didakwa di bawah undang-undang penghasutan dan anti-teror.
Kematian Rawat terjadi pada saat kritis bagi India, yang terlibat dalam kebuntuan selama berbulan-bulan dengan China bersama dengan bagian-bagian perbatasan yang disengketakan.
Ketegangan juga tetap tinggi di perbatasan Kashmir yang dijaga ketat militer di mana India dan Pakistan telah mengerahkan puluhan ribu tentara.
(Resa/TRTWorld/AFP)