ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Nur Ayoubi, Mustafa Abu Sneineh dengena judul Unesco adds Arabic calligraphy and Palestinian embroidery to heritage list.
Daftar warisan takbenda badan PBB ditujukan untuk melestarikan tradisi dan memastikan kesadaran yang lebih besar.
Badan kebudayaan PBB Unesco telah menambahkan kaligrafi Arab dan bordir Palestina ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda.
Kaligrafi Arab ditambahkan ke daftar menyusul nominasi bersama oleh 16 negara Arab termasuk Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Palestina, dengan Riyadh memimpin penawaran.
“Kelenturan tulisan Arab menawarkan kemungkinan tak terbatas, bahkan dalam satu kata, karena huruf dapat diregangkan dan diubah dengan berbagai cara untuk membuat motif yang berbeda,” ujar pernyataan di situs web Unesco, seperti dilansir dari MEE, Kamis (16/12)
Arab Saudi menyambut baik daftar tersebut dan mengatakan bahwa bentuk artistiknya adalah “aspek berharga dari budaya asli Arab.”
Kerajinan itu adalah salah satu dari beberapa wilayah yang ditambahkan oleh badan PBB, dengan tradisi bordir Palestina, yang dikenal sebagai tatreez, juga disertakan.
Tatreez adalah seni menjahit pola dan motif dengan benang berwarna cerah pada pakaian.
Jahitannya dapat mencakup “berbagai simbol termasuk burung, pohon, dan bunga,” jelas Unesco.
Motif dan warna sulaman bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, mencerminkan karakteristik unik desa dan kota Palestina.
Setiap kota memiliki gaya polanya sendiri dan menggunakan koleksi benang yang dipesan lebih dahulu untuk digunakan dalam tatreez.
Orang-orang Palestina melacak praktik menyulam mereka, serta thobe (pakaian) mereka, kembali ke leluhur Kanaan dan Fenisia kuno.
Sejak perang 1967 dan pendudukan Israel berikutnya atas Yerusalem Timur, Tepi Barat dan Jalur Gaza, praktik bordir telah dihidupkan kembali di antara para pengungsi Palestina untuk menekankan identitas politik dan nasional mereka.
“Bordir adalah praktik sosial dan antargenerasi, karena wanita berkumpul di rumah masing-masing untuk berlatih menyulam dan menjahit, seringkali dengan putri mereka,” ujar pernyataan Unesco.
‘Penting dan Tepat Waktu’
Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA) Mohammad Shtayyeh berterima kasih kepada Unesco atas penyertaan tradisi tersebut.
“Langkah ini penting dan tepat waktu, untuk melindungi identitas, warisan, dan narasi Palestina kami, dalam menghadapi upaya pendudukan untuk mencuri apa yang bukan miliknya,” ujar Shtayyeh dalam pernyataan yang diposting di akun Facebook-nya.
Komentarnya muncul seminggu setelah kontestan Miss Universe dituduh “merampas budaya Palestina” ketika mereka mengambil bagian dalam sebuah acara untuk mempromosikan pariwisata di Israel.
Sebagai bagian dari acara tersebut, para kontestan mengenakan pakaian tradisional bersulam tatreez Palestina dan mengambil bagian dalam kegiatan, seperti penggulung daun anggur.
Menurut Atef Abu Saif, menteri kebudayaan PA, kementerian tersebut bekerja selama lebih dari dua tahun untuk memasukkan bordir Palestina ke dalam daftar.
“Warisan adalah reservoir hidup dari ingatan orang-orang kita di bumi ini. Pelestarian identitas budaya nasional warisan kita sangat diperlukan untuk menghadapi pendudukan yang memanfaatkan semua kemampuannya untuk membasmi dan mencurinya,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Daftar Warisan Takbenda UNESCO ditujukan untuk melindungi berbagai elemen warisan budaya umat manusia agar tidak punah dan untuk mendorong kesadaran yang lebih besar akan keberadaan mereka.
Tambahan lain dari dunia Arab pada tahun 2021 termasuk gaya musik al-Qudoud al-Halabiya Suriah dan prosesi berkuda tradisional Maroko, yang dikenal sebagai Tbourida.
(Resa/RT)