ISLAMTODAY ID-Saksi mata yang terkejut mengatakan tindakan bakar diri yang mengerikan itu disertai dengan teriakan menentang pembatasan virus corona di Victoria, Australia.
Seorang pria di Australia mengalami cedera yang parah setelah membakar dirinya di depan umum.
Tindakan tersebut dilaporkan sebagai protes atas pembatasan virus corona di negara itu, termasuk mandat vaksin baru di negara bagian Victoria.
Bakar diri yang mengerikan itu terjadi di pinggiran kota Melbourne, Richmond pada hari Sabtu (1/1) – Hari Tahun Baru – menurut laporan media lokal.
Lebih lanjut, saksi mata yang menyatakan seorang pria tak dikenal merendam dirinya dalam bensin dan membakar dirinya sendiri, sambil mencela tindakan pandemi yang sedang berlangsung.
“Kulitnya terbakar. Dia terbakar, ” ujar seorang saksi, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada Herald Sun dari Melbourne.
“Kulitnya menempel di bajuku. Dia hanya dari wajahnya [mabuk] berteriak tentang mandat.” ungkap saksi, seperti dilansir dari RT, Selasa (4/1).
Buntut dari tindakan mengerikan itu dilaporkan direkam dalam film, di mana seorang saksi mengatakan pria itu “baru saja meledakkan mobilnya” ketika ratapan orang-orang yang ketakutan terdengar di latar belakang.
Kobaran api yang signifikan juga terlihat agak jauh di ujung jalan.
Saksi lain yang sedang makan di restoran terdekat selama insiden itu mengatakan dia bisa mendengar pria itu “berteriak ‘tidak ada ID vax!'” Dan melihatnya “melempar buku,” menambahkan bahwa dia kemudian “menuangkan bensin ke dirinya sendiri dan ke mobilnya. Itu sengaja.”
Sementara sejumlah orang berusaha menahan pria itu dan memadamkan api, polisi negara bagian mengkonfirmasi bahwa dia dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar yang serius, sementara seorang juru bicara fasilitas mengatakan dia dalam kondisi kritis, tetapi stabil.
Selain serangkaian penguncian terus-menerus, negara bagian Victoria telah memberlakukan sejumlah mandat menyeluruh yang bertujuan untuk membendung penyebaran Covid-19, di antaranya persyaratan vaksin yang mempengaruhi sebagian besar tenaga kerjanya, serta Skema ‘paspor’ yang melarang masuk ke bar, restoran, dan tempat umum lainnya bagi mereka yang tidak diimunisasi.
(Resa/RT/Herald Sun)