ISLAMTODAY ID-Gedung Putih mengatakan ‘klaim gila Rusia’ tentang AS yang memicu kerusuhan sipil di Asia Tengah adalah ‘benar-benar salah’.
Juru bicara Presiden Joe Biden telah membantah bahwa pemerintah AS berada di balik protes kekerasan yang telah mengguncang Kazakhstan minggu ini.
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa “orang Rusia” yang tidak disebutkan namanya telah secara salah menuduh Washington memicu keributan.
Gedung Putih sedang memantau protes di Kazakhstan dan mendukung “seruan untuk tenang, bagi pengunjuk rasa untuk mengekspresikan diri mereka secara damai dan bagi pihak berwenang untuk menahan diri,” ujar Jen Psaki kepada wartawan pada hari Rabu (5/1).
“Ada beberapa klaim gila Rusia tentang AS berada di balik ini, jadi izinkan saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan bahwa itu benar-benar salah dan jelas merupakan bagian dari pedoman disinformasi standar Rusia,” ungkapnya, seperti dilansir dari RT, Rabu (5/1).
Psaki tidak merinci siapa di Rusia yang menuduh peran Amerika dalam kerusuhan Kazakhstan.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka memantau dengan cermat protes dan menyerukan solusi damai.
Kremlin telah memperingatkan terhadap campur tangan asing dalam konflik dan mengatakan Kazakhstan dapat menangani masalahnya sendiri. Tak satu pun dari pernyataan itu menyebutkan AS.
Namun, Rabu (5/1) malam, Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk menstabilkan situasi, dengan mengatakan bahwa “teroris terlatih asing” telah menguasai fasilitas strategis.
Lebih lanjut, pemerintah Kazakhstan mengumumkan keadaan darurat nasional.
Protes atas melonjaknya harga bahan bakar gas cair dimulai pada hari Ahad (2/1) dan meningkat dengan demonstran membakar mobil polisi, menyerbu gedung-gedung pemerintah, membakar istana presiden, dan merebut bandara internasional di Almaty, yang sejak itu telah direbut kembali.
Tokayev telah bersumpah akan memberikan tanggapan yang “keras”, awalnya menyalahkan kekerasan pada “komplotan bermotivasi keuangan” dan mengorganisir “elemen bandit”.
Situasi itu muncul menjelang pembicaraan AS-Rusia minggu depan.
Ketika ditanya tentang pembicaraan tersebut, Psaki menuduh Moskow menciptakan ancaman keamanan Eropa yang telah menimbulkan kekhawatiran.
Status Ukraina seharusnya menjadi fokus pembicaraan, dan Psaki mengatakan AS akan terus memberikan “bantuan defensif” ke Kiev.
Sementara itu Presiden Vladimir Putin sedang mencari pakta keamanan dengan blok NATO yang dipimpin AS, secara khusus menjamin tidak ada ekspansi lebih lanjut ke timur.
(Resa/RT)