ISLAMTODAY ID-Para diplomat yang ditempatkan di Paris dan Jenewa dilaporkan telah menderita penyakit misterius “Sindrom Havana”
Banyak diplomat AS yang bertugas di Paris dan Jenewa telah mengalami gejala yang konsisten dengan penyakit misterius yang dikenal sebagai Sindrom Havana, menurut laporan media.
Mengutip sumber anonim, Wall Street Journal melaporkan pada hari Kamis bahwa diplomat Amerika di dua kota telah diserang dengan dugaan kasus penyakit yang tidak biasa.
Menurut WSJ, Washington menjadi sadar akan kasus-kasus tersebut ketika mereka awalnya dilaporkan pada musim panas.
Setidaknya tiga pejabat Amerika yang bertugas di Jenewa dilaporkan jatuh sakit karena penyakit itu dan setidaknya satu dari mereka dievakuasi dari Swiss ke AS untuk perawatan.
Misi itu rupanya kemudian memberi tahu staf tentang kasus-kasus itu pada pertemuan balai kota.
Para diplomat didorong untuk melaporkan gejala yang tidak biasa di Paris setelah pejabat senior kedutaan menyoroti kasus yang dicurigai.
Menanggapi laporan pada hari Kamis (13/1), Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada MSNBC
“Badan intelijen AS belum mengetahui apa yang menyebabkan gejala tersebut,” ujar Blinken, seperti dilansir dari RT, Kamis (13/1).
Para pejabat yang terkena dampak adalah di antara sebanyak 200 orang lainnya yang jatuh sakit dengan penyakit yang tidak dapat dijelaskan di Cina, Amerika Selatan, dan di tempat lain di Eropa.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa setengah dari penderita adalah pegawai CIA.
Berbicara pada bulan November, Blinken bersikeras bahwa pemerintahan Biden “sangat fokus” untuk menemukan sumber penyakit yang telah menimpa begitu banyak pejabat AS.
Pemerintahannya telah menjulukinya sebagai “insiden kesehatan yang tidak wajar.”
Penyakit ini pertama kali dilaporkan oleh diplomat yang bertugas di Kedutaan Besar AS di Havana lebih dari lima tahun yang lalu dengan gejala termasuk sakit kepala, pusing, tinitus, dan vertigo, serta masalah dengan penglihatan, pendengaran, dan keseimbangan.
Penderita telah melaporkan gejala bertahun-tahun setelah pertama kali jatuh sakit, sementara sebuah penelitian mengungkapkan bahwa beberapa pasien pernah mengalami cedera otak traumatis.
Media AS telah menyarankan itu mungkin disebabkan oleh senjata rahasia yang memancarkan gelombang energi, menunjuk pada proyek negara China atau Rusia.
Namun, pemerintah AS belum mengetahui penyebab penyakit itu, dan belum menentukan mekanisme apa yang mungkin digunakan untuk menyebabkannya.
Pada bulan September, para ilmuwan Kuba menolak klaim senjata sonik rahasia, dengan menyatakan bahwa “tidak ada bukti ilmiah tentang serangan”.
Mereka mengklaim gejala itu terkait dengan psikosis massal di antara mata-mata AS.
(Resa/RT)