ISLAMTODAY ID-India dan Pakistan telah mengamati gencatan senjata di Garis Kontrol antara kedua negara sejak Februari 2021.
Namun, Angkatan Darat India menuduh militer Pakistan membantu apa yang digambarkannya sebagai “teroris” di wilayah perbatasan untuk mengganggu hukum dan ketertiban di wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan.
Menolak tuduhan panglima Angkatan Darat India atas pos-pos teroris di pihak Pakistan, Islamabad telah mengklaim bahwa militer India dapat melakukan “operasi bendera palsu lainnya” untuk mengalihkan perhatian dari “pelanggaran hak asasi manusia” yang sedang berlangsung di Kashmir.
“Kami prihatin dan kami terus mengingatkan masyarakat internasional tentang rekam jejak India. Ada kemungkinan nyata bahwa India akan melakukan operasi bendera palsu lagi untuk memperumit situasi saat ini,” ujar Asim Iftikhar Ahmad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Kamis (13/1), seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (14/1).
Ahmad menambahkan bahwa Pakistan tetap berkomitmen untuk hubungan damai dengan India dan tetangga lainnya.
“Namun, tanggung jawab ada di India untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan dialog,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa India telah lama mengobarkan “sikap bermusuhan dan perilaku negatif” terhadap Pakistan.
Pernyataan Ahmad muncul sehari setelah Panglima Angkatan Darat India, Jenderal Manoj Mukund Naravane, mengklaim bahwa ada sekitar 350 hingga 400 “teroris” di pihak Pakistan dari Garis Kontrol yang telah melakukan upaya penyusupan berulang kali, dan bahwa stafnya telah berhasil untuk “mengekspos” “niat jahat” mereka.
Garis Kontrol adalah perbatasan de-facto antara kedua negara yang membagi provinsi pegunungan Jammu dan Kashmir yang telah lama disengketakan.
“Kami, di pihak kami, telah memutuskan untuk menunjukkan toleransi nol terhadap teror, dan berkomitmen untuk menanggung biaya yang mengerikan, jika itu dipaksakan kepada kami,” ungkap Naravane.
Pada hari Kamis (14/1), polisi Jammu dan Kashmir yang dikelola India mengklaim bahwa 14 teroris telah tewas sejak 1 Januari di negara bagian itu, dengan tujuh orang diklaim sebagai orang Pakistan.
Menanggapi serangan teroris terhadap konvoi militer India pada Februari 2019, jet Angkatan Udara India melintasi Garis Kontrol ke Pakistan untuk mengebom apa yang diklaim New Delhi sebagai pos terdepan teroris milik Jaish-e-Mohammed yang dilarang di Balakot.
Sementara itu, Delhi dan Islamabad mengklaim Kashmir secara keseluruhan.
(Resa/Sputniknews)