ISLAMTODAY ID-Diplomat top Iran, pada kunjungan resmi pertamanya ke China, mengumumkan implementasi perjanjian strategis 25 tahun yang ambisius antara kedua negara telah dimulai, lapor Kantor Berita Anadolu.
Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian, setelah pembahasan ekstensif dengan pejabat senior China selama kunjungan dua hari ke Beijing, mengatakan pada hari Jumat (14/1) kedua pihak sepakat untuk mengumumkan dimulainya pelaksanaan pakta jangka panjang.
Amir-Abdollahian berbicara kepada wartawan di Beijing setelah pertemuannya dengan rekannya dari China, Wang Yi.
“Kedua negara telah membuat “pengaturan yang memadai” untuk menjalankan kesepakatan, menyebutnya sebagai “salah satu pencapaian penting” dari perjalanan tersebut,” ungkap Abdollahian, seperti dilansir dari MEMO, Jumat (14/1).
Itu adalah kunjungan pertama diplomat top Iran ke Beijing sejak menjabat pada September. Ia juga membawa surat dari Presiden Ebrahim Raisi kepada pemimpin China, Xi Jinping.
Perjanjian USD 400 miliar antara Teheran dan Beijing ditandatangani pada 27 Maret tahun lalu oleh Menteri Luar Negeri Iran saat itu, Javad Zarif, dan Wang selama kunjungan terakhir ke Teheran.
Perjanjian tersebut mencakup interaksi ekonomi dan budaya antara kedua belah pihak dan juga membuka jalan bagi partisipasi Iran dalam inisiatif Belt and Road, sebuah proyek infrastruktur besar-besaran yang membentang dari Asia Timur hingga Eropa.
Kesepakatan itu, tahun lalu, menimbulkan sarang lebah di Iran karena banyak yang khawatir akan membuka pelabuhan strategis Iran untuk investasi dan pangkalan militer China. Namun, para pejabat telah menepis laporan tersebut.
Perjanjian itu direncanakan pada tahun 2016 ketika pemimpin China Xi Jinping mengunjungi Iran segera setelah kesepakatan nuklir ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia.
Namun, setelah penarikan AS dari kesepakatan pada Mei 2018, diikuti dengan penerapan kembali sanksi, perjanjian Iran-China juga mendapat pukulan belakang.
Pada hari Jumat (14/1), Amir-Abdollahian mengatakan di Twitter bahwa dia “sangat senang” untuk memulai tahun baru dengan kunjungan resmi ke China, mengatakan masalah yang muncul untuk diskusi termasuk perjanjian strategis dan pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung di Wina.
Sebelum memulai kunjungan, Menteri Luar Negeri Iran menerbitkan sebuah artikel di harian milik pemerintah China, Global Times, dengan harapan bahwa kunjungan itu “akan menjadi cakrawala baru yang menjanjikan untuk promosi dan pengembangan kerja sama kami di berbagai bidang.”
Hubungan antara Teheran dan Beijing telah mengalami peningkatan drastis dalam beberapa tahun terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.
Banyak yang melihat pakta jangka panjang antara kedua negara sebagai upaya untuk menghindari sanksi AS terhadap Iran, bahkan ketika upaya sedang dilakukan di Wina agar sanksi dilonggarkan.
(Resa/Global Times/MEMO)