ISLAMTODAY ID-Pertanyaan tetap tak terjawab setelah kerusuhan berdarah Kazakhstan di mana Presiden Kassym-Jomart Tokayev menuduh bandit dan militan asing.
Ketika debu mereda di bentrokan mematikan di Kazakhstan yang mendorong pihak berwenang untuk memanggil pasukan yang dipimpin Rusia, pertanyaan telah meningkat atas penanganan pemerintah terhadap krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara Presiden Kassym-Jomart Tokayev menyalahkan bandit dan militan asing, banyak orang awam mempertanyakan alur cerita resmi.
Setelah berhari-hari penutupan internet, jaksa mengumumkan Sabtu (15/1) malam kerusuhan yang dimulai dengan protes damai atas kenaikan harga energi telah menewaskan 225 orang, termasuk 19 personel penegak hukum dan militer.
Tetapi banyak yang menekankan bahwa sejumlah masalah tetap tidak dapat dijelaskan.
Tidak jelas mengapa begitu banyak warga sipil tewas, dan siapa “teroris asing” yang disalahkan pemerintah atas kekerasan tersebut.
Warga Sipil Tewas
Dauren Bitkembayev, 30, yang kehilangan orang tuanya yang sudah lanjut usia dalam kerusuhan tersebut, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia membutuhkan jawaban.
Dia dan yang lainnya ingin tahu mengapa serangan senjata terhadap mobil sipil di kota terbesar di negara itu terjadi bahkan setelah militer muncul untuk memulihkan ketertiban.
Beberapa meragukan pihak berwenang akan pernah mengatakan seluruh kebenaran.
Daniyar Moldabekov, seorang komentator dan reporter politik, mengatakan masyarakat terpolarisasi.
“Dengan ditutupnya internet, beberapa menjadi terlalu rentan terhadap propaganda yang siap untuk percaya bahwa setiap orang yang turun ke jalan adalah teroris dan penjahat,” ujarnya kepada AFP, seperti dilansir dari TRTWorld, Ahad (16/1)
“Yang lain mengerti bahwa banyak warga sipil tewas, ada banyak orang tak bersalah di penjara, dan contoh penyiksaan telah dilaporkan.”
Kematian Anggota Penegak Hukum
Pemerintah telah memberikan laporan rinci tentang bagaimana anggota penegak hukum meninggal tetapi memberikan sedikit bukti yang membuktikan keterlibatan “teroris asing”.
Aktivis HAM telah menyusun daftar ratusan orang yang ditahan, dibunuh atau hilang.
Pihak berwenang membutuhkan waktu berhari-hari untuk merilis jumlah kematian resmi.
Kazakhstan awalnya mengakui kurang dari 50 kematian. Jumlah kematian yang lebih tinggi dari 164 telah dengan cepat ditarik kembali minggu lalu.
Pada hari Sabtu (15/1), para pejabat mengatakan 225 telah meninggal.
Lebih dari 12.000 orang telah ditahan sejak kerusuhan meletus pada awal Januari, termasuk jurnalis dan aktivis hak asasi manusia.
(Resa/TRTWorld)