ISLAMTODAY ID-Pasukan Israel dengan keras menyerbu rumah warga Palestina bernama Mahmoud Salhiya di Yerusalem dan menangkap beberapa anggota keluarga, termasuk ayahnya.
Pasukan Israel menggerebek rumah Salhiya di Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki pada dini hari Rabu (19/1), dengan kekerasan menangkap sekitar 25 orang dan mengosongkan rumah sebelum menghancurkannya.
Sekitar pukul 3 pagi waktu setempat, sejumlah besar polisi dan unit khusus disertai dengan buldoser menyerbu lingkungan dan masuk ke rumah Salhiya.
Pasukan Israel kemudian menyerang keluarga tersebut dan menangkap lima anggotanya, termasuk ayah Mahmoud Salhiya. Sekitar 20 pendukung yang berkemah di dalam properti untuk mendukung keluarga juga ditahan.
Putri Salhiya yang berusia sembilan tahun adalah salah satu dari mereka yang diserang, bersama dengan saudara perempuannya.
Buldoser meninggalkan rumah tiga jam kemudian. Harta milik keluarga terlihat berserakan di tanah, media lokal melaporkan.
Ahmad al-Qadmani, pengacara keluarga tersebut, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa pasukan Israel telah memanfaatkan keheningan malam untuk melakukan pembongkaran, sambil menyerang anggota keluarga.
“Mereka secara brutal menyerang pria, wanita, dan anak-anak. Mereka menyerang putri Mahmoud yang berusia sembilan tahun dan saudara perempuannya,” ujarnya, seperti dilansir dari MEE, Rabu (19/1).
Pengacara juga menyatakan bahwa mereka mencoba untuk menghentikan pembongkaran, namun, itu terus berlanjut.
“Kami mengajukan banding ke Mahkamah Agung kemarin untuk membekukan perintah pembongkaran, tetapi kami belum mendengar kabar sampai sekarang … itu serangan agresif yang melanggar hukum dan peraturan,” tambahnya.
“Mereka ingin menggusur penduduk Yerusalem dan mengosongkannya dari Palestina.”
Mahmoud Salhiya telah membarikade dirinya di atap rumah pada hari Senin (17/1) ketika pasukan Israel berusaha untuk mengusir dia dan keluarga dari properti.
Dia mengancam akan membakar dirinya sendiri dan rumahnya jika pasukan Israel berusaha untuk memindahkan dia dan keluarganya, karena mereka menghancurkan bangunan lain di tanah keluarga, termasuk toko tanaman miliknya.
Setelah kebuntuan 10 jam, pasukan Israel meninggalkan daerah itu dan pendukung serta jurnalis bisa masuk ke dalam.
Sejak itu, puluhan orang telah mengunjungi rumah itu untuk menunjukkan dukungan, beberapa bermalam karena takut akan serangan Israel yang terlambat.
(Resa/MEE)