ISLAMTODAY ID – Perjalanan resmi Presiden Israel Herzog ke Ankara bulan depan dapat membuka babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara, ujar Presiden Turkiye Erdogan.
Presiden Israel Isaac Herzog akan melakukan kunjungan resmi ke Turkiye pada bulan Februari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, berharap itu memulai “era baru” dalam hubungan antara kedua negara.
“Presiden [Israel] Herzog akan mengunjungi [Turkiye] pada paruh pertama Februari,” ujar Erdogan dalam sebuah wawancara dengan penyiar lokal NTV pada hari Rabu (26/1).
“Kunjungan itu dapat membuka jalan bagi era baru dalam hubungan Israel-Turki,” ungkap Erdogan, seraya menambahkan bahwa Ankara siap bekerja dengan Tel Aviv di semua bidang, termasuk gas alam.
“Kami melihat bahwa Israel telah mengambil beberapa langkah dalam hal ini. Kami siap untuk mengambil segala macam langkah di bidang ini dengan Israel,” ungkap Erdogan, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (27/1).
Hubungan antara Ankara dan Tel Aviv menukik selama pemerintahan mantan PM Israel Benjamin Netanyahu yang oleh Erdogan disebut “tidak ramah” terhadap Turkiye.
Kunjungan Herzog ke Ankara dipandang sebagai langkah besar menuju perbaikan hubungan yang rapuh antara kedua belah pihak.
Presiden Israel Herzog dan Perdana Menteri Naftali Bennett mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Erdogan ketika Bennett mengambil alih dari Netanyahu yang gagal membentuk pemerintahan koalisi dan menghadapi serangkaian tuduhan korupsi.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu menelepon timpalannya dari Israel Yair Lapid untuk menyampaikan harapan terbaiknya setelah menteri Yahudi itu terjangkit Covid-19.
Untuk pertama kalinya dalam 13 tahun diplomat top Turki dan Israel berbicara melalui telepon.
Gas Dari Israel ke Eropa
Pekan lalu, Erdogan mengatakan dia siap untuk bekerja dengan Israel dalam mengangkut gas Mediterania ke klien Eropa melalui Turkiye.
Pernyataannya muncul setelah Amerika Serikat menarik dukungannya terhadap proyek pipa EastMed yang bertujuan untuk membawa gas Israel ke Eropa melalui Yunani, karena alasan ekonomi dan lingkungan.
Turki sangat menentang proyek yang didukung oleh mantan presiden AS Donald Trump.
“AS membuat perhitungannya dan membatalkan dukungan dari proyek tersebut. Tidak mungkin proyek regional mana pun berhasil jika mengecualikan Turkiye di Mediterania Timur,” ujar Erdogan.
Erdogan mengatakan Turkiye selalu mendukung kerja sama inklusif dan kebijakan pembagian yang adil di Mediterania Timur, sebuah langkah yang bertentangan dengan pendekatan maksimalis Yunani.
Dia mengatakan Turkiye telah menawarkan untuk mengadakan Konferensi Mediterania Timur pada tahun 2020 tetapi negara-negara regional mengabaikan tawaran itu.
(Resa/TRTWorld)