ISLAMTODAY ID – Ada “tantangan logistik, terutama memindahkan gas alam,” ujar Washington, yang mengadakan pembicaraan dengan perusahaan mengenai potensi pengalihan pasokan energi ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina.
AS telah menghadapi tantangan dalam menemukan sumber pasokan energi alternatif ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina dan aliran energi dari Rusia terganggu, Gedung Putih mengatakan tetapi berjanji untuk melanjutkan pembicaraan dengan perusahaan dan negara.
“Tidak diragukan lagi ada tantangan logistik, terutama memindahkan gas alam,” ungkap sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu (26/1) ketika ditanya tentang laporan bahwa industri memiliki sedikit atau tidak ada kapasitas untuk menyediakan pasokan energi yang dibutuhkan.
“Itu bagian dari diskusi kami dengan banyak perusahaan dan negara,” ujarnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (27/1).
“Tetapi sekali lagi, percakapan ini sedang berlangsung dan kami tidak bermaksud untuk gagal.”
Krisis Energi
Pejabat senior administrasi Biden pada hari Selasa (25/1) mengatakan Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan dengan negara-negara penghasil energi utama dan perusahaan di Afrika Utara, Timur Tengah, Asia dan Amerika Serikat mengenai kemungkinan pengalihan pasokan ke Eropa jika Rusia menginvasi Ukraina.
Psaki mengatakan dia tidak memiliki pengumuman untuk dibuat, tetapi mengatakan tujuannya jelas untuk mengurangi potensi konsekuensi regional dan global dari gangguan pasokan energi dan memastikan bahwa pasokan yang cukup tersedia.
Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk sekitar sepertiga dari pasokan gasnya.
Moskow dapat mengurangi pasokan ke UE, yang akan membuat tagihan energi blok yang sudah setinggi langit melonjak lebih jauh di tengah musim dingin.
“Eropa tidak memiliki ruang yang sama untuk bermanuver seperti Washington,” ungkap Olivier Dorgans, seorang pengacara di firma hukum Ashurst yang mengkhususkan diri dalam sanksi ekonomi.
Blok itu berisiko “menghukum dirinya sendiri”, ujar Dorgans.
“Kedekatan geografis berjalan beriringan dengan implikasi dan ikatan ekonomi dan keamanan yang erat,” Guntram Wolff, direktur think tank Bruegel di Brussels, mengatakan kepada kantor berita AFP.
Wolff mengatakan UE memiliki cadangan gas yang hanya akan bertahan “beberapa” minggu jika Rusia mematikan keran.
Dia mengatakan Uni Eropa dapat mencoba untuk mengkompensasi dengan gas dari Qatar, sekutu dekat AS dengan cadangan besar. Ini juga merupakan pengekspor gas alam cair terbesar di dunia.
AS Tanggapi Tuntutan Rusia
Juga pada hari Rabu (26/1), Amerika Serikat menyampaikan balasan tertulis atas tuntutan keamanan Rusia, sebuah langkah kunci dalam proses diplomatik yang rapuh saat Rusia menggelar latihan militer baru di darat dan laut dekat Ukraina.
Washington telah menjelaskan bahwa tuntutan Rusia kepada NATO untuk menarik kembali pasukan dan senjata dari Eropa timur dan melarang Ukraina untuk bergabung bukanlah permulaan, tetapi mengatakan siap untuk membahas topik lain seperti pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan.
Apakah Presiden Vladimir Putin siap menerima agenda terbatas itu akan menentukan fase krisis berikutnya, di mana Moskow telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina sambil menyangkal rencananya untuk menyerang tetangganya.
(Resa/TRTWorld)