ISLAMTODAY ID – Direktorat Urusan Agama Turkiye mengatakan bahwa meskipun kunjungan metaverse Ka’bah dapat dilakukan, itu “tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata.”
Kepresidenan Urusan Agama Turki (Diyanet) telah menyatakan bahwa mengunjungi Ka’bah di metaverse tidak akan dianggap sebagai “haji yang sebenarnya”.
Setelah diskusi selama sebulan, Diyanet menyimpulkan pada hari Selasa (1/2) bahwa meskipun kunjungan metaverse Ka’bah dapat dilakukan, ini tidak akan dihitung sebagai ibadah yang sebenarnya.
“[Haji di metaverse] ini tidak dapat terjadi,” ujar Remzi Bircan, direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet, mengatakan pada 1 Februari, menurut Hurriyet Daily News.
“Orang-orang beriman dapat mengunjungi Ka’bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata,” ujarnya sambil menambahkan bahwa “kaki orang harus menyentuh tanah.”
Menurut Bircan, haji harus dan akan dilakukan dengan pergi ke kota suci dalam kehidupan nyata.
Versi metaverse Ka’bah menjadi kontroversial di kalangan Muslim di seluruh dunia setelah acara “Virtual Black Stone Initiative” Arab Saudi pada Desember 2021.
Hajr Aswad
Negara ini membawa tempat paling suci Islam ke dalam metaverse, yang memungkinkan umat Islam untuk melihat secara virtual batu yang dihormati secara agama yang disebut Hajr Aswad, atau Batu Hitam di kota Mekah dari rumah mereka.
“Inisiatif ini memungkinkan umat Islam untuk mengalami Hajr Aswad secara virtual sebelum ziarah ke Mekah,” kata pejabat Saudi dalam sebuah pernyataan saat mengumumkan inisiatif tersebut.
Bircan membandingkan inisiatif ini dengan tampilan virtual reality (VR) dari Museum Arkeologi di Istanbul.
“Seperti berkeliling museum dengan kacamata VR, orang Saudi memulai program perjalanan virtual ini untuk mempromosikan Ka’bah,” ungkap Birdan, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (5/2).
Proyek ini dibentuk oleh Badan Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi, bekerja sama dengan Universitas Umm al Qura.
Pendiri proyek ini adalah Haramain, yang dapat diterjemahkan sebagai “dua tempat suci”, mengacu pada Mekah dan Madinah dan khususnya dua masjid suci di kota-kota tersebut.
(Resa/TRTWorld/Hurriyet Daily News)