ISLAMTODAY ID – Kelompok Muslim mencari perlindungan dan mengakhiri serangan terhadap tempat-tempat ibadah di kota Dortmund di negara bagian Rhine-Westphalia Utara.
Secara terpisah, pihak berwenang mengakui polisi Berlin secara salah menuduh seorang gadis muda selama penyelidikan mereka atas serangan rasis terhadapnya.
Penyerang telah merusak sebuah masjid di barat laut Jerman dengan melukis swastika di salah satu pintunya, kata sebuah badan Muslim, dan secara terpisah, polisi Jerman mengakui petugasnya merusak penyelidikan atas serangan rasis yang menargetkan seorang gadis dari komunitas Muslim minoritas.
“Kami menuntut pihak berwenang mengambil tindakan segera dan melindungi tempat ibadah kami,” ujar Turgut Ulker, kepala Persatuan Islam-Turki untuk Urusan Agama, Rabu (9/2).
Lebih lanjut, Turgut menambahkan bahwa serangan serupa terhadap masjid di kota Dortmund di negara bagian Rhine-Westphalia Utara juga dilakukan bulan lalu.
“Kami akan melanjutkan perjuangan kami melawan rasisme di Dortmund bersama dengan semua institusi demokrasi. Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa Dortmund tetap menjadi kota toleransi,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (10/2).
Selain itu, polisi memeriksa Masjid Sultan Ahmet dan berusaha menutupi swastika dengan cat semprot.
Serangan Rasis Pada Gadis Jerman-Turki
Juga pada hari Rabu (9/2), pihak berwenang mengkonfirmasi seorang gadis Jerman-Turki yang mendapat serangan rasis di sebuah stasiun trem Berlin, dituduh oleh polisi memprovokasi serangan terhadap dirinya.
Dilan Sozeri, 17, dirawat di rumah sakit dengan luka pada hari Sabtu (5/2) setelah dia diserang oleh enam orang yang juga melontarkan cercaan rasial dan ancaman kepada remaja tersebut di halte trem Greifswalder.
Setelah insiden itu, polisi Jerman dan beberapa media menyalahkan Sozeri karena memprovokasi serangan itu dan menyalahkan gadis itu karena tidak mengenakan masker dan berkelahi dengan penumpang di dalam trem.
Setelah dia memposting video di Instagram dan memberikan rincian serangan itu, polisi merilis pernyataan yang mengakui bahwa petugas telah melakukan kesalahan.
“Setelah penyelidikan lebih lanjut dan pemeriksaan materi video, sekarang dimungkinkan untuk menentukan bahwa wanita muda itu mengenakan masker saat naik dan turun trem,” ungkap polisi.
“Sebagian besar dari enam orang dewasa yang dicurigai tidak mengenakan penutup mulut dan hidung. Investigasi masih berlangsung,” ujar pernyataan itu.
Pelaku Dibebaskan, Media Tutupi Serangan
Polisi Berlin kemudian mengidentifikasi salah satu penyerang dari catatan kriminal sebelumnya dan menahan tiga tersangka.
Kabarnya, mereka mabuk dan dilepaskan setelah dilakukan identifikasi.
Meskipun stasiun sedang ramai, Sozeri mengatakan tidak ada yang membantunya.
Sozeri mengatakan para penyerang memanggilnya “orang asing kotor” dan “kembali ke tempat asalmu”.
Dia juga menyalahkan media Jerman karena berusaha menutupi serangan rasis dan menampilkannya sebagai perselisihan topeng.
“Pers (Jerman) telah memutarbalikkan fakta dan menyebarkan kebohongan, saya tidak punya pilihan lain selain mengatasinya dengan cara ini,” ujar Sozeri.
Polisi Jerman telah lama dikritik karena penyimpangan dan ketidakseriusan dalam menyelidiki serangan rasis dan kejahatan kebencian yang dilakukan oleh ekstremis sayap kanan terhadap minoritas agama.
Negara Eropa telah menyaksikan rasisme yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir yang dipicu oleh partai-partai sayap kanan, yang sering mengeksploitasi ketakutan tentang krisis pengungsi.
(Resa/TRTWorld)