ISLAMTODAY ID —Banyak pemimpin dunia telah mengunjungi ibu kota China, Beijing, untuk mendukung tim nasional mereka di Olimpiade Musim Dingin yang sedang berlangsung, tetapi pertemuan ketiga negara ini dengan China paling menonjol sebagai langkah strategis.
Ini adalah pertemuan yang dilakukan Presiden Argentina Alberto Fernández, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Presiden China Xi Jinping.
Analisis ini akan menyoroti hal-hal yang dapat diambil dari setiap pertemuan dan menjelaskan dampaknya terhadap Tatanan Dunia Multipolar yang sedang berkembang.
Argentina adalah ekonomi maju yang berpartisipasi dalam G20.
Negara ini adalah pemimpin regional dan saat ini memegang jabatan presiden bergilir dari Komunitas Amerika Latin dan Negara-negara Karibia (CELAC).
Kunjungan Presiden Fernández juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara negaranya dan China.
Dia menjadi presiden pada 2019, yang juga mengangkat mantan presiden Argenti periodes sebelumnya Cristina Fernández de Kirchner menjadi Wakil Presiden Argentina.
Kedua politisi ini dianggap sebagai orang yang sangat percaya pada multipolaritas.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya Presiden Fernández menandatangani Nota Kesepahaman dengan China tentang Kerjasama dalam Kerangka Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Inisiatif Jalur Sutra Maritim Abad ke-21.
Mereka juga mencapai kesepakatan tentang tenaga nuklir, yang sepenuhnya sejalan dengan visi lingkungan kedua pemimpin.
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa negara-negara maju juga saling diuntungkan dengan kerja sama dengan Belt & Road Initiative (BRI) China, yang lebih dari sekadar jalan dan pelabuhan.
Pindah ke Perdana Menteri Khan, negaranya telah lama dianggap sebagai saudara besi China karena ikatan persaudaraan mereka selama beberapa dekade.
Pertemuannya dengan Presiden Xi melihat kedua belah pihak semakin memperkuat Kemitraan Koperasi Strategis Semua Cuaca Pakistan-China menyusul pernyataan bersama 33 paragraf.
Mereka menegaskan kembali dukungan penuh satu sama lain pada setiap isu penting dan sepakat untuk memperluas Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), yang merupakan proyek unggulan BRI.
Tidak seperti Argentina, Pakistan adalah negara berkembang tetapi bahkan sangat diuntungkan oleh BRI.
Perdana Menteri Khan secara khusus memuji Partai Komunis China (CPC) mengangkat 770 juta orang keluar dari kemiskinan dan berharap untuk meniru keberhasilannya.
Untuk itu, mereka juga menandatangani sejumlah kesepakatan lain, antara lain investasi dan kerjasama vaksin, dkk.
Kedua negara juga membahas perluasan CPEC ke Afghanistan dan meningkatkan kerja sama mereka di forum internasional untuk mempromosikan multilateralisme yang nyata.
Presiden Putin berdiri terpisah dari dua pemimpin lainnya berdasarkan fakta bahwa ia memimpin sebuah negara besar, yang juga mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari hegemon unipolar AS yang menurun saat ini.
Karena China dan Rusia bersama-sama berperan sebagai mesin paling kuat dari Tatanan Dunia Multipolar yang baru muncul, mereka merilis pernyataan 5.300 kata yang luar biasa bersama-sama.
Deklarasi ini menegaskan bahwa mereka melihat secara praktis segala sesuatu yang penting secara global dengan cara yang sama.
Pertemuan ini sangat penting bagi Presiden Putin karena Rusia mengandalkan mitra strategis komprehensifnya di China untuk berfungsi sebagai katup tekanan vis-à-vis Barat.
Presiden Xi, tentu saja, tidak mengecewakan Rusia.
Pernyataan bersama mereka secara harfiah berkaitan dengan “Hubungan Internasional Memasuki Era Baru dan Pembangunan Berkelanjutan Global”.
Mereka juga menyetujui kesepakatan gas lain bagi Rusia untuk memasok China dengan 10 miliar meter kubik gas lebih banyak per tahun, yang akan mengurangi ketergantungan ekspor Rusia pada UE.
Kebanyakan orang tidak menganggap Argentina, Pakistan, dan Rusia memiliki banyak kesamaan, tetapi Olimpiade Musim Dingin Beijing membuktikan bahwa para pemimpin mereka semua memiliki minat yang sama untuk mengunjungi China untuk menyemangati tim nasional mereka dan juga bertemu dengan Presiden Xi.
Masing-masing negara mereka adalah mitra BRI yang dihormati di China, yang semuanya diharapkan memainkan peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam visi konektivitas global ini.
Argentina, berdasarkan status ekonomi maju dan kehadirannya di Amerika Latin, menunjukkan bahwa BRI bukan hanya untuk negara-negara berkembang di Belahan Timur.
Mengenai Pakistan, tuan rumah CPEC-nya menjadikan kesuksesan komprehensif negara ini sebagai bagian integral dari BRI.
Adapun Rusia, negara ini tidak hanya berfungsi sebagai jembatan antara Eurasia Timur dan Eurasia Barat, tetapi juga negara besar yang berdaulat dan tidak akan tunduk pada intimidasi AS.
Ketiga negara tersebut juga mendukung multipolaritas.
Olimpiade Musim Dingin sendiri adalah acara yang murni berfokus pada olahraga tetapi tetap menjadi alasan yang kuat bagi banyak pemimpin dunia untuk mengunjungi Beijing dan bertemu dengan tuan rumah, Presiden Xi, saat mereka berada di sana.
Waktunya tidak mungkin lebih baik karena kesepakatan yang dicapai benar-benar mengubah permainan dalam arti strategis yang besar dan datang tepat pada saat penurunan hegemonik unipolar AS telah dipercepat yang belum pernah terjadi sebelumnya. (Rasya)