ISLAMTODAY ID – Türkiye, yang merupakan negara modern namun tradisional, telah menjadi tujuan migrasi yang semakin populer bagi Muslim Prancis, yang menghadapi rasisme dan diskriminasi di Prancis, lapor sebuah surat kabar lokal.
Türkiye telah menjadi tujuan menarik bagi Muslim yang melarikan diri dari Prancis karena rasisme dan diskriminasi.
Banyak pemuda Prancis yang memenuhi syarat asal Afrika Utara juga menetap di negara-negara Teluk, tetapi Türkiye yang modern namun tradisional kini telah menjadi tujuan migrasi yang semakin populer bagi mereka, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Prancis Le Journal du Dimanche pada hari Rabu (16/2).
Thibault yang berusia tiga puluh dua tahun, seorang pembuat roti dari Isere, Prancis, pertama kali pindah ke Bosnia dan Herzegovina dan kemudian Norwegia.
Dia akhirnya menetap di Istanbul, Türkiye bersama istri dan dua anaknya lebih dari setahun yang lalu.
Pasangan itu pertama kali berpikir untuk pindah ke Mesir atau Maroko, tetapi lebih memilih Türkiye karena budayanya yang beragam lebih dekat dengan gaya hidup mereka.
Fosil Mahani, seorang influencer YouTube yang menetap di provinsi Mediterania Turki, Antalya pada tahun 2019, mengatakan perpaduan budaya Eropa dan Timur Tengah Türkiye menarik baginya.
Sementara itu, mualaf Muslim David Bizet, yang mendirikan grup Facebook, Imigrasi ke Türkiye, juga tinggal di Türkiye sejak tahun 2019. Dia berasal dari Dijon di Prancis timur.
Laporan itu mengutip sebuah posting baru-baru ini oleh Bizet, yang berbunyi: “Hampir seminggu berlalu tanpa pesan dari Prancis yang telah menetap di Türkiye atau ingin menetap,” ungkapnya seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (17/2).
Pihak berwenang Prancis telah dituduh menyudutkan komunitas Muslimnya, dan dalam beberapa tahun terakhir banyak masjid dan organisasi masyarakat sipil dikatakan telah ditutup.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai “agama dalam krisis” dan juga memperkenalkan seperangkat prinsip yang akan mendefinisikan “Islam Prancis”.
(Resa/TRTWorld)