ISLAMTODAY ID – Presiden Türkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya tidak mengakui langkah-langkah yang bertentangan dengan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan bahwa ini adalah sikap berprinsip Ankara.
Presiden Türkiye Recep Tayyip Erdogan telah membahas masalah ketegangan Rusia-Ukraina dalam percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktorat Komunikasi Kepresidenan pada hari Rabu (23/2), Erdogan menekankan bahwa masalahnya menjadi lebih kompleks seiring berjalannya waktu dan bahwa konflik militer tidak akan menguntungkan siapa pun.
Dia mengatakan Türkiye mementingkan kelanjutan kontak dan pembicaraan diplomatik.
“Ankara siap melakukan bagiannya untuk mengurangi ketegangan dan menjaga perdamaian,” ungkap Erdgoan, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (23/2).
Menyatakan bahwa Türkiye tidak mengakui langkah-langkah melawan kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dan bahwa ini adalah sikap berprinsip, Erdogan mengatakan penting untuk mencapai kesimpulan berdasarkan Perjanjian Minsk.
Mengulangi seruannya agar masalah ini diselesaikan melalui dialog, Presiden Erdogan mencatat bahwa penting untuk menyoroti diplomasi dan bahwa mereka juga mempertahankan sikap konstruktif di dalam NATO.
Solusi Melalui Dialog
Sebelumnya pada hari Rabu (23/2), Erdogan mengatakan Türkiye berharap tetangganya di Laut Hitam Rusia dan Ukraina kembali ke meja perundingan sesegera mungkin untuk mencari solusi.
Dia mengatakan Ankara tidak akan memunggungi Kiev atau Moskow.
Putin pada hari Senin (21/2) mengumumkan bahwa Moskow mengakui dua wilayah timur Ukraina yang memisahkan diri sebagai negara “merdeka”, diikuti dengan cepat oleh perintah mengirim pasukan Rusia ke sana untuk “menjaga perdamaian”.
Pengumuman itu mengundang kecaman global yang luas, dengan negara-negara Barat mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia.
Erdogan menyebut pengakuan itu tidak dapat diterima, menekankan upaya Türkiye untuk membantu mencapai resolusi.
Pada tahun 2014, setelah menginvasi Semenanjung Krimea Ukraina, Moskow mulai mendukung pasukan separatis di Ukraina timur melawan pemerintah pusat, sebuah kebijakan yang telah dipertahankan selama tujuh tahun terakhir.
Konflik tersebut telah merenggut lebih dari 13.000 nyawa, menurut PBB.
Langkah terbaru Putin mengikuti Rusia mengumpulkan sekitar 100.000 tentara dan alat berat di dalam dan sekitar tetangganya, dengan AS dan negara-negara Barat menuduhnya menyiapkan panggung untuk invasi.
Rusia membantah sedang mempersiapkan invasi dan sebaliknya mengklaim negara-negara Barat merusak keamanannya melalui ekspansi NATO menuju perbatasannya.
(Resa/TRTWorld)