ISLAMTODAY ID – Uni Emirat Arab telah menandatangani perjanjian untuk membeli 12 pesawat pelatihan dan tempur ringan L15, dengan opsi untuk 36 jet tambahan dari jenis yang sama.
Negara Teluk yang kaya itu mengatakan bahwa mereka berencana untuk membeli selusin pesawat L15 China.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pertahanannya setelah serangkaian serangan oleh pemberontak Yaman.
Kementerian Pertahanan UEA mengatakan pihaknya bermaksud untuk menandatangani kontrak dengan China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC) untuk membeli 12 pesawat pelatihan dan tempur ringan L15, dengan opsi untuk 36 jet tambahan dari jenis yang sama, pejabat itu mengatakan. Kantor berita Emirati WAM melaporkan pada hari Rabu (23/2).
“Kami telah mencapai tahap akhir dalam pembicaraan kami dengan pihak China. Kontrak akhir akan … segera ditandatangani,” ujar Tareq al Hosani, CEO Dewan Ekonomi Tawazun, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (24/2).
Sementara itu, nilai kesepakatan itu tidak diungkapkan.
Pada bulan Desember, UEA mengancam akan membatalkan pembelian besar-besaran jet tempur F-35 AS, memprotes kondisi yang ketat di tengah kekhawatiran Washington atas China.
Tawazun – otoritas akuisisi pertahanan dan keamanan Emirates – sedang berusaha untuk “mengembangkan kemampuan pertahanan UEA dan untuk mencapai prioritas strategisnya”, ujar WAM.
Kesepakatan AS-UEA
AS dan UEA belum menyelesaikan kesepakatan senjata senilai usd 23 miliar yang mencakup jet tempur F-35.
Anggota parlemen dari Partai Demokrat Presiden AS Joe Biden tidak berhasil menghentikan penjualan, sebagian menunjuk pada peran negara Teluk itu dalam perang Yaman.
Para pejabat AS juga semakin khawatir dengan keterlibatan China dengan sekutu AS itu.
Tetapi UEA terus menggelontorkan uang ke pesawat tak berawak, robot, dan persenjataan tak berawak lainnya karena perang otonom menjadi semakin meluas – termasuk dalam serangan terhadap negara Teluk oleh pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.
Negara Teluk yang kaya adalah bagian dari koalisi pimpinan Saudi yang telah memerangi Houthi sejak tahun 2015.
Meskipun menarik pasukan darat pada tahun 2019, ia tetap menjadi pemain kunci dalam konflik yang menggila.
Pada 17 Januari, serangan drone-dan-rudal oleh Houthi menewaskan tiga pekerja minyak di Abu Dhabi, yang pertama dalam sejumlah serangan serupa di UEA.
AS telah mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur untuk membantu melindungi UEA.
(Resa/TRTWorld)