ISLAMTODAY ID – AS umumkan pada Senin (28/2) sore bahwa mereka bergerak untuk mengusir selusin orang Rusia dengan kredensial diplomatik dari tanah AS.
Departemen Luar Negeri dan badan-badan AS mengidentifikasi kedua belas agen sebagai “operasi intelijen” yang bekerja di Misi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Sebuah pernyataan oleh Misi AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan “dua belas agen intelijen dari Misi Rusia yang telah menyalahgunakan hak tinggal mereka di Amerika Serikat dengan terlibat dalam kegiatan spionase yang merugikan keamanan nasional kita.”
Pernyataan itu tidak merinci dugaan kegiatan spionase atau menyebutkan bukti kegiatan mata-mata mereka.
Sementara pernyataan itu mengatakan “tindakan tersebut telah berkembang selama beberapa bulan” – sulit untuk tidak melihat ini sebagai kemungkinan juga terkait dengan tindakan keras terhadap personel diplomatik Rusia yang mencurigakan terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia menanggapi dengan mengecam penjelasan tersebut sebagai “tidak memuaskan”.
“Saya baru saja menerima informasi bahwa pihak berwenang AS telah melakukan tindakan permusuhan lain terhadap Misi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sangat melanggar komitmen mereka pada perjanjian negara tuan rumah yang mereka buat,” ungkap Nebenzia kepada pers, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (1/3).
“Mereka baru saja mengunjungi Misi Rusia dan memberi kami catatan yang mengharuskan kami melakukan apa yang mereka minta.”
Langkah itu dilakukan setelah beberapa bulan pengusiran balas dendam antara pihak Rusia dan AS, dengan puluhan diplomat Rusia dipulangkan dari kedutaan di Washington D.C. pada Januari, yang pertama kali diumumkan November lalu.
Dalam insiden terbaru, Departemen Luar Negeri telah menyebutkan bahwa mereka tidak akan memperbarui visa mereka.
Negara-negara di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, sering kali mengirim petugas intelijen ke negara asing tempat mereka disematkan di bawah perlindungan kredensial diplomatik.
Di Amerika Serikat misalnya, petugas intel sering kali bekerja di luar kedutaan atau konsulat sebagai personel Departemen Luar Negeri “resmi”, sementara pada kenyataannya bekerja untuk intelijen AS, dalam praktik yang telah menjadi sangat normatif hingga menjadi ‘rahasia umum’.
Musuh AS seperti Rusia atau China juga sering melakukan hal yang sama.
(Resa/ZeroHedge)