ISLAMTODAY ID – Ribuan warga Australia terpaksa mengungsi setelah hujan lebat sejak akhir bulan lalu menyebabkan banjir yang menerjang kota-kota, dan menyapu pertanian, ternak, dan jalan.
Penduduk di wilayah timur mengungkapkan rasa frustrasinya atas kelambatan bantuan dan pemulihan.
Sementara itu, selama dua hari kedepan Sydney diprediksi akan mengalami hujan lebih deras yang dapat menghambat rencana pembersihan.
Delapan belas orang telah tewas sejak banjir dimulai.
“Ini adalah banjir yang mengerikan dan mengerikan,” ungkap Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada stasiun radio 2GB pada hari Senin (7/3).
“Ini adalah banjir yang belum pernah kita lihat dalam ingatan seumur hidup siapa pun, dan bahkan sebelum itu. Jadi saya bisa memahami rasa frustrasi yang besar yang diungkapkan,” ujarnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (7/3).
Selain itu, menurut Morrison bahwa lebih banyak personel pasukan pertahanan dikirim ke daerah-daerah yang terkena banjir.
Selama ini warga telah berjuang membersihkan puing-puing dan lumpur setelah permukaan air surut di beberapa tempat.
“Kami sudah seminggu tidak ada komunikasi, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar … itu cukup mengerikan dan emosional,” ungkap seorang penduduk di kota Murwillumbah, New South Wales kepada penyiar ABC.
Pemulihan Memakan Waktu
Perdana Menteri Negara Bagian Dominic Perrottet, dalam kunjungan ke daerah yang dilanda banjir mengatakan pemulihan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
“Kisah-kisah yang kami dengar, perasaan ditinggalkan yang dialami banyak orang dalam keadaan yang menghancurkan sangat memilukan, dan kami perlu memastikan itu tidak terjadi lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, hujan telah mereda selama dua hari terakhir tetapi biro cuaca pada hari Senin mengeluarkan ‘peringatan keras’ untuk beberapa bagian New South Wales, termasuk ibu kota negara bagian Sydney.
Biro Meteorologi memperkirakan hujan hingga 120 mm di Sydney pada hari Senin (7/3) dan 150 mm pada Selasa (8/3). Bahkan beberapa wilayah di pinggiran kota mengalami curah hujan rata-rata sekitar 140 mm di bulan Maret.
(Resa/TRTWorld/ABC)