ISLAMTODAY ID – Pada pertemuan tingkat tinggi dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina, Türkiye juga menekankan bahwa koridor kemanusiaan di Ukraina harus tetap terbuka tanpa hambatan.
Menandatangani “perjanjian damai yang komprehensif” adalah agenda yang sedang dibahas Rusia dan Ukraina, menteri luar negeri Turki mengatakan, menekankan bahwa “perang tidak memiliki pemenang”.
“Ada banyak topik yang dibahas Rusia dan Ukraina, termasuk netralitas, dan penandatanganan perjanjian damai yang komprehensif juga dibahas,” ungkap Mevlut Cavusoglu pada hari Kamis (10/3), seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (11/3).
Dia berbicara setelah pertemuan dengan rekan-rekannya dari Rusia dan Ukraina di Antalya.
Pertemuan ini adalah pertama kalinya Moskow dan Kiev bertemu di tingkat menteri sejak Rusia menyerang tetangganya dua pekan lalu.
Pertemuan itu tidak diadakan dalam “lingkungan yang mudah” dan “keajaiban seharusnya tidak diharapkan dari pertemuan semacam itu”, ungkap Cavusoglu pada konferensi pers di kota resor di pantai Mediterania Türkiye.
Selama pembicaraan, Türkiye menekankan bahwa koridor kemanusiaan di Ukraina harus tetap terbuka tanpa hambatan, ungkapnya.
Para diplomat tinggi juga membahas kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskyy, ujar Cavusoglu.
Diplomasi
Setelah pembicaraan tiga arah yang berlangsung lebih dari satu jam, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pertemuan itu menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa menggantikan proses negosiasi.
Lavrov juga memperingatkan Barat agar tidak memberikan senjata ke Ukraina, mengklaim bahwa negara-negara yang melakukannya “menciptakan ancaman bagi diri mereka sendiri karena senjata itu tidak memiliki kendali atas penggunaannya”.
Dia menambahkan bahwa “mereka yang mengirim senjata ke Ukraina, (atau) mendorong tentara bayaran, akan bertanggung jawab atas tindakan mereka.”
Dia mengatakan Putin tidak menolak untuk mengadakan pertemuan dengan Zelenskyy dari Ukraina, tetapi menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak pekerjaan persiapan.
Rusia tidak akan memulai “operasi militer” di Ukraina jika Barat tidak menolak proposal Moskow untuk jaminan keamanan, ungkap Lavrov.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Rusia tidak memiliki rencana untuk mengadakan gencatan senjata, dan tidak ada kemajuan yang dibuat dalam gencatan senjata karena Lavrov tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut.
“Mereka mencari penyerahan diri dari Ukraina. Bukan ini yang akan mereka dapatkan. Ukraina kuat. Ukraina sedang berjuang,” ungkap Kuleba kepada wartawan setelah pertemuan yang diadakan di sela-sela Forum Diplomasi Antalya.
Namun, kedua pihak sepakat untuk melanjutkan upaya mencari solusi atas situasi kemanusiaan di lapangan, katanya.
(Resa/TRTWorld)