ISLAMTODAY ID – Artikel ini ditulis oleh Jack Phillips melalui The Epoch Times, dengan judul NATO Moves Ahead With Military Drills In Europe, Deploys 30,000 Troops.
NATO memulai latihan militer terjadwal minggu ini di Norwegia, yang melibatkan 30.000 tentara, 220 pesawat, dan 50 kapal perang, menurut pernyataan dari aliansi militer pada hari Selasa (15/3).
Latihan tersebut melibatkan “puluhan ribu tentara dari seluruh Eropa dan Amerika Utara [yang] berlatih bersama dalam kondisi iklim yang keras sebagai bagian dari latihan Norwegia Cold Response 2022,” menurut sekutu.
Negara-negara non-NATO Swedia dan Finlandia, negara yang berbatasan dengan Rusia, ikut serta dalam latihan tersebut, ungkap pernyataan itu.
“Sekitar 30.000 tentara dari 27 negara, termasuk mitra dekat NATO Finlandia dan Swedia, ambil bagian dalam latihan tersebut, serta sekitar 220 pesawat dan lebih dari 50 kapal,” tulis NATO, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (16/3).
Cold Response 2022 direncanakan jauh sebelum invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari, dan bertujuan untuk menunjukkan bagaimana Norwegia akan mengelola bala bantuan.
Latihan angkatan laut, udara, dan darat diadakan setiap dua tahun di wilayah yang luas di seluruh Norwegia, termasuk di atas Lingkaran Arktik.
“Ini adalah latihan pertahanan,” ungkap Jenderal Yngve Odlo, pejabat yang bertanggung jawab atas Cold Response, pada hari Senin (14/3).
“Ini bukan operasi militer dengan tujuan ofensif,” tambahnya, menurut penyiar Norwegia TV2.
NATO mengatakan bahwa pihaknya menawarkan undangan ke Rusia untuk mengamati latihan tersebut, tetapi Moskow menolak untuk hadir.
“Setiap peningkatan kemampuan militer NATO di dekat perbatasan Rusia tidak membantu memperkuat keamanan di kawasan itu,” kedutaan Rusia di Norwegia mengatakan kepada AFP pekan lalu tentang latihan tersebut.
Tetapi Rusia “memiliki kapasitas di luar sana untuk mengikuti (latihan) dengan cara yang sepenuhnya sah,” ungkap Odlo kepada TV2.
“Saya sangat berharap mereka menghormati kesepakatan yang ada,” tambahnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengutip ekspansi NATO ke timur dalam beberapa tahun terakhir mengapa ia memutuskan untuk menyerang Ukraina bulan lalu, menggambarkan perkembangan itu sebagai ancaman bagi kedaulatan Rusia.
Menyusul dimulainya konflik Ukraina-Rusia, jajak pendapat menunjukkan bahwa semakin banyak warga Finlandia dan Swedia—yang merupakan anggota Uni Eropa dan dianggap sebagai mitra NATO—sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO.
Namun pada awal Maret, Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa tawaran jangka pendek untuk bergabung dengan NATO tidak direncanakan, menggambarkannya sebagai langkah yang akan meningkatkan ketegangan di Eropa.
Selama akhir pekan lalu, Sergei Belyaev, kepala Departemen Eropa Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada kantor berita Interfax bahwa Swedia dan Finlandia dapat menghadapi konsekuensi jika bergabung dengan aliansi tersebut.
Non-partisipasi kedua negara dalam NATO adalah “faktor penting dalam memastikan keamanan dan stabilitas di Eropa utara,” ujarnya.
(Resa/ZeroHedge/Norwegia TV2/Interfax)