ISLAMTODAY ID – Kota Shusha dikenal dengan warisan sejarah dan budayanya yang kaya dan diduduki oleh pasukan Armenia selama hampir tiga dekade sebelum Baku bertempur dan merebut kembali wilayah tersebut pada tahun 2020.
Organisasi Internasional Kebudayaan Turki (TURKSOY) telah mendeklarasikan kota Shusha di Azerbaijan sebagai ibu kota budaya dunia Turki untuk tahun 2023.
Keputusan Kamis (31/3) diambil pada pertemuan luar biasa TURKSOY di kota Bursa barat laut Türkiye yang merupakan ibu kota budaya dunia Turki untuk tahun ini.
Shusha, yang terkenal dengan warisan sejarah dan budayanya yang kaya, dipilih sebagai ibu kota budaya tahun depan atas rekomendasi Kementerian Kebudayaan Azerbaijan dan dengan persetujuan anggota Dewan Tetap TURKSOY.
Kota itu dinyatakan sebagai ibu kota budaya Azerbaijan tahun lalu, beberapa bulan setelah dibebaskan dari hampir tiga dekade pendudukan Armenia.
Selama pertemuan itu, kandidat Kirgistan, Sultanbai Raev, dengan suara bulat terpilih sebagai sekretaris jenderal TURKSOY untuk tahun 2022-2025.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki berterima kasih kepada sekretaris jenderal Dusen Kaseinov “atas kontribusi dan layanannya yang luar biasa untuk solidaritas Dunia Turki”.
“Berharap sukses untuk Raev selama masa jabatannya, ” ungkap menlu Turki, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (1/4).
Deklarasi Shusha
Setelah Baku mendapatkan kembali wilayah yang diduduki Armenia, Türkiye dan Azerbaijan mendeklarasikan “Deklarasi Susha”, sebuah pakta yang berfokus pada kerja sama pertahanan dan membangun rute transportasi baru.
Pakta tersebut memastikan bantuan kepada masing-masing negara jika ada ancaman dari negara lain, dan bahwa pertemuan bersama sering diadakan mengenai masalah keamanan.
Ini juga membantu dalam memperluas upaya bersama melawan terorisme, kejahatan terorganisir, perdagangan narkoba dan imigrasi ilegal.
Türkiye adalah pendukung utama Azerbaijan selama konflik, yang meletus pada September 2020 dan berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Rusia setelah enam minggu pertempuran dan sekitar 6.000 kematian.
Gencatan senjata itu membuat Armenia menyerahkan wilayah yang telah didudukinya selama beberapa dekade, termasuk Shusha, yang diklaim oleh orang Armenia dan Azerbaijan sebagai tempat lahirnya budaya mereka.
(Resa/TRTWorld)