ISLAMTODAY ID – Raja Abdullah dalam panggilan telepon dengan Naftali Bennett mengatakan ‘semua hambatan untuk salat di al-Aqsa harus dihilangkan’, terutama saat Ramadan dimulai.
Raja Yordania Abdullah II pada hari Ahad (3/4) mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bahwa perlu “ketenangan” antara orang Israel dan Palestina mengingat kekerasan telah meningkat di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.
Selama panggilan telepon dengan Bennett, raja menekankan “pentingnya mencapai ketenangan untuk menghindari eskalasi di wilayah Palestina”, sebuah pernyataan dari pengadilan kerajaan mengatakan, menurut AFP.
“Singkirkan semua hambatan untuk salat di kompleks masjid al-Aqsa, terutama dengan dimulainya bulan suci Ramadan, dan untuk mencegah provokasi yang dapat menyebabkan eskalasi,” ujar Abdullah, seperti dilansir dari MEE, Ahad (3/4).
Sebanyak 11 orang tewas dalam serangan di Israel sejak 22 Maret, termasuk beberapa yang dilakukan oleh penyerang yang terkait atau terinspirasi oleh kelompok Negara Islam (IS).
Selama periode yang sama, delapan warga Palestina tewas, menurut penghitungan AFP, termasuk dua penyerang dalam serangan anti-Israel dan enam orang yang menurut Israel telah melakukan serangan atau akan melakukannya.
Kantor Bennett mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perdana menteri “berterima kasih kepada Raja Yordania atas pernyataan tegas terhadap serangan teroris yang telah terjadi di Israel dalam beberapa hari terakhir”.
Pasangan ini juga membahas “pentingnya kerja sama antar negara dan kelanjutan hubungan dan dialog yang sedang berlangsung”.
Untuk diketahui, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dicaplok Israel adalah situs tersuci ketiga dalam Islam.
Tahun lalu selama Ramadhan, bentrokan yang berkobar antara pasukan Israel dan warga Palestina yang mengunjungi kompleks masjid menyebabkan konflik yang menghancurkan selama 11 hari antara Israel dan penguasa Islam di Jalur Gaza, Hamas.
Kunjungan Ramallah
Pada hari Rabu (30/3), Raja Abdullah II menjamu Presiden Israel Isaac Herzog di Amman dan mengutuk “kekerasan dalam segala bentuknya”.
Kunjungan itu dilakukan sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz bertemu raja di Amman.
Raja meminta Israel untuk “mencabut semua rintangan yang dapat mencegah [Muslim] melakukan shalat” di al-Aqsa.
Abdullah juga melakukan kunjungan langka ke Ramallah di Tepi Barat pada hari Senin (28/3) untuk bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam upaya lebih lanjut mencari ketenangan.
Sementara itu, Yordania dan Israel menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994 .
Untuk diketahui, kerajaan Hashemite berfungsi sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem Timur, yang direbut Israel pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.
(Resa/MEE)