ISLAMTODAY ID-Militer China telah menggelar latihan untuk memperkuat ancamannya menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Hal ini terjadi ketika anggota parlemen AS yang mengunjungi Taiwan menegaskan kembali dukungan mereka untuk pulau itu sambil mengeluarkan peringatan ke Beijing.
Keenam anggota parlemen bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Jumat (15/4) dan juga dijadwalkan bertemu dengan menteri pertahanan pulau itu.
Latihan oleh Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat di daerah-daerah di seberang Taiwan adalah “penanggulangan terhadap tindakan negatif AS baru-baru ini, termasuk kunjungan delegasi anggota parlemen ke Taiwan,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian.
“China akan terus mengambil langkah-langkah kuat untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya,”ujar Zhao, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (16/4).
China menentang setiap pertukaran resmi antara pejabat Taiwan dan pemerintah asing lainnya karena mengklaim Taiwan adalah bagian dari wilayah nasionalnya dan bukan negara merdeka.
Komando Teater Timur menggambarkan latihan itu dalam sebuah pernyataan sebagai “tindakan yang diperlukan berdasarkan situasi keamanan saat ini di Selat Taiwan dan kebutuhan untuk menjaga kedaulatan nasional.”
“Taiwan adalah bagian yang suci dan tidak dapat dicabut dari wilayah Tiongkok. Tidak ada ruang untuk campur tangan asing dalam masalah Taiwan,” ungkap pernyataan itu.
AS-Taiwan
Delegasi anggota parlemen AS yang berkunjung yang dipimpin oleh Senator Lindsey Graham dari Carolina Selatan termasuk Senator Richard Burr dari Carolina Utara, Senator Robert Portman dari Ohio, Senator Benjamin Sasse dari Nebraska, Senator Robert Menendez dari New Jersey, dan Rep. Ronny Jackson dari Texas.
“Ini adalah negara dengan signifikansi global, konsekuensi global, dampak global, dan oleh karena itu harus dipahami bahwa keamanan Taiwan memiliki dampak global bagi mereka yang menginginkannya,” ungkap Menendez, kepala Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Dalam pidatonya di Kantor Kepresidenan Taiwan, dia menekankan bahwa “kami tidak mencari konflik dengan China karena saya percaya Taiwan tidak mencari konflik dengan China.”
Presiden Tsai mengatakan dia menyambut baik kunjungan mereka dan berharap itu akan membantu untuk lebih memperdalam kerja sama AS-Taiwan.
“Invasi Rusia ke Ukraina telah membuktikan bahwa demokrasi harus memperkuat aliansi mereka dan secara kolektif kita dapat mempertahankan diri dari ancaman yang ditimbulkan oleh negara-negara otoriter yang berusaha mengganggu perdamaian regional,” ungkap Tsai.
AS adalah sekutu tidak resmi terbesar di pulau demokrasi itu dan telah meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Secara hukum, AS terikat untuk membantu Taiwan dengan senjata yang bersifat defensif.
Namun, pertanyaan apakah AS akan campur tangan dalam kasus operasi militer oleh China tetap terbuka.
(Resa/TRTWorld)