ISLAMTODAY ID-China mengkritik Swedia setelah insiden baru-baru ini terjadi yang melibatkan pembakaran salinan kitab suci umat Islam, Al-Qur’an, lapor Kantor Berita Anadolu.
“Kebebasan berbicara tidak bisa menjadi alasan untuk menghasut diskriminasi rasial atau budaya dan memecah masyarakat,” ungkap Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Pernyataan ini merujuk pada insiden yang memicu kecaman luas di seluruh dunia Muslim.
“Kami berharap Swedia dapat dengan sungguh-sungguh menghormati keyakinan agama kelompok minoritas, termasuk Muslim,” ungkap Wang, menurut Global Times, seperti dilansir dari MEMO, Rabu (20/4).
Pekan lalu, Rasmus Paludan, pemimpin kelompok sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar salinan kitab suci umat Islam di kota Linkoping selatan Swedia.
Dia juga mengancam akan membakar salinan Al-Qur’an di demonstrasi mendatang.
Turkiye, Arab Saudi dan sejumlah negara dan organisasi Arab dan Muslim telah mengutuk pembakaran Quran, menyebut tindakan itu sebagai provokasi dan hasutan terhadap Muslim.
Organisasi Kerjasama Islam termasuk di antara mereka yang mengecam keras insiden tersebut.
Ketuanya, Hissein Brahim Taha, mengecam “tindakan provokatif pembakaran salinan Al-Qur’an selama demonstrasi anti-Muslim, yang telah terjadi di Linkoping, Norrkoping dan kota-kota lain di Swedia.”
Organisasi pan-Muslim mengatakan pembakaran itu menimbulkan kekhawatiran Muslim tentang “tren Islamofobia yang mengkhawatirkan yang dilanggengkan oleh para pendukung ekstrem kanan.”
(Resa/MEMO)