ISLAMTODAY ID-Waktu yang dibutuhkan Teheran untuk memproduksi senjata nuklir berkurang dari satu tahun, ungkap Washington.
Hal ini memicu kekhawatiran Gedung Putih atas kemungkinan Iran dapat mengembangkan senjata nuklir dalam beberapa minggu.
Penyataan ini muncul setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken mencatat pada hari sebelumnya bahwa negara itu telah mempercepat program nuklirnya.
“Ya itu pasti mengkhawatirkan kami,”ungkap Psaki pada hari Selasa (26/4), menambahkan waktu yang dibutuhkan Iran untuk memproduksi senjata nuklir turun dari sekitar satu tahun.
Sebelumnya pada hari Selasa (26/4), Blinken mengatakan Amerika Serikat masih percaya kembali ke kesepakatan nuklir adalah jalan terbaik dengan Iran di tengah kebuntuan yang berkepanjangan dalam pembicaraan.
Menghadapi kritik atas kesepakatan tersebut selama tampil di hadapan Kongres, Blinken menyebut perjanjian 2015 tidak sempurna tetapi lebih baik daripada alternatifnya.
“Kami terus percaya bahwa kembali mematuhi perjanjian akan menjadi cara terbaik untuk mengatasi tantangan nuklir yang ditimbulkan oleh Iran dan untuk memastikan bahwa Iran yang sudah bertindak dengan agresi luar biasa tidak memiliki senjata nuklir,” ungkap Blinken kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
“Kami telah menguji proposisi lain, yang menarik diri dari perjanjian, mencoba memberikan lebih banyak tekanan,” ungkap, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (27/4).
Hasilnya adalah bahwa “waktu terobosan” bagi Iran untuk mengembangkan bom nuklir jika diinginkan adalah “dalam hitungan minggu” setelah kesepakatan mendorongnya kurang dari satu tahun.
Titik Gesekan
Mantan presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan yang dicapai di bawah pendahulunya Barack Obama dan malah menjatuhkan sanksi besar-besaran, termasuk mencoba menghentikan negara lain membeli minyak Iran.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah terlibat dalam lebih dari satu tahun pembicaraan tidak langsung di Wina tentang menghidupkan kembali perjanjian, yang telah menjanjikan bantuan Iran dari sanksi sebagai imbalan atas pembatasan besar pada pekerjaan nuklirnya.
Baik pejabat AS dan Iran mengatakan bahwa sebagian besar poin telah diselesaikan.
Perselisihan tampaknya mencakup permintaan Iran agar Biden membatalkan penunjukan Trump atas Pengawal Revolusi Teheran sebagai organisasi “teroris”.
(Resa/TRTWorld)