ISLAMTODAY ID-Aljazair mengatakan 45.000 orang Aljazair dibunuh oleh tentara kolonial Prancis pada 8 Mei 1945.
“‘Pembantaian keji’ yang dilakukan selama era kolonial Prancis di Aljazair ‘tidak bisa dilupakan,'” ujar Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune, seperti dilansir dari AA, Ahad (8/5).
Dalam sebuah pesan pada peringatan 77 tahun pembantaian 8 Mei 1945 yang dilakukan oleh tentara kolonial Prancis terhadap demonstran Aljazair, Tebboune mengatakan pertumpahan darah adalah titik balik dalam sejarah Aljazair.
Pembantaian 8 Mei 1945 adalah pembantaian terbesar dan terburuk yang dilakukan oleh Prancis dalam satu hari di mana angka resmi Aljazair memperkirakan bahwa sekitar 45.000 orang Aljazair terbunuh karena menuntut kemerdekaan negara mereka.
Aljazair merupakan contoh terbaru dan paling berdarah dari sejarah kolonial Prancis di benua Afrika.
Sekitar 1,5 juta orang Aljazair terbunuh dan jutaan lainnya mengungsi dalam perjuangan 8 tahun untuk kemerdekaan yang dimulai pada tahun 1954.
Selama bertahun-tahun, Aljazair telah menuntut Prancis untuk mengakui dan memberikan kompensasi atas kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Aljazair selama periode kolonial Prancis antara tahun 1830 dan 1962.
Sementara itu, Paris tidak pernah secara resmi meminta maaf kepada Aljazair sebagai negara bagian atas kebijakan kolonialnya.
(Resa/AA)