ISLAMTODAY ID-Pada hari Kamis (12/5), Korea Utara melanjutkan serentetan uji senjata provokatifnya, kali ini menembakkan setidaknya tiga rudal balistik ke arah perairan timurnya, menurut kementerian pertahanan Korea Selatan dan Jepang.
Waktunya meningkatkan alarm mengingat itu terjadi tepat sebelum rencana perjalanan Presiden Joe Biden ke semenanjung Korea.
Akhir minggu depan dia diharapkan di Seoul setelah itu dia menuju ke Jepang, di mana Gedung Putih menyatakan dia akan “membahas peluang untuk memperdalam hubungan keamanan vital kita.”
Peluncuran baru ini adalah uji coba putaran ke-16 Pyongyang sepanjang tahun ini, termasuk uji coba pertama rudal balistik antarbenua dalam lima tahun, dengan yang terakhir diketahui pada tahun 2017.
Fox News menulis tentang reaksi di Tokyo: “Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menginstruksikan para pejabat untuk melakukan yang terbaik untuk menganalisis peluncuran, memastikan keselamatan pesawat dan kapal di daerah tersebut dan mengambil tindakan pencegahan dan kesiapan untuk kemungkinan keadaan darurat, menurut kantornya. ”
Ada juga spekulasi bahwa pemimpin NK Kim Jong Un ingin memberi sinyal kepada dunia tentang postur pertahanan yang kuat saat negara itu menangani kasus virus corona pertama yang diakui secara resmi sejak pandemi dimulai.
Video media sosial yang belum dikonfirmasi muncul minggu ini telah menunjukkan jalan-jalan kota yang kosong dan menakutkan saat negara itu melakukan penguncian total.
“Kamis pagi, media pemerintah Korea Utara mengkonfirmasi infeksi Covid-19 pertama di negara itu saat Kim memerintahkan penguncian nasional untuk memperlambat penyebaran virus. Kim juga memerintahkan pejabat untuk memperkuat postur pertahanan negara untuk menghindari kekosongan keamanan,” lapor Associated Press, seperti dilansir dari ZeroHedge, Jumat (13/5).
Media pemerintah menyebut ancaman Covid-19 sebagai ‘darurat nasional terberat’… “Kasus darurat negara yang paling serius terjadi: Sebuah terobosan telah dibuat di bidang pencegahan epidemi darurat kami di mana telah dipertahankan dengan kuat selama dua tahun dan tiga bulan sejak Februari, 2020,” ungkap kantor berita resmi KCNA.
Wabah sebelumnya telah dicurigai oleh pengamat luar; namun, ini tidak pernah diakui oleh otoritas negara.
Reuters mengamati bahwa menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 64.207 warga Korea Utara telah menerima tes Covid-19 dan semuanya dinyatakan negatif pada 31 Maret.
Namun, tidak jelas apakah atau berapa banyak dari 26 juta penduduk Korea Utara telah divaksinasi, mengingat negara tersebut menolak pengiriman vaksin dari program berbagi vaksin Covid-19 global COVAX dan vaksin Sinovac Biotech dari China, yang akan membutuhkan pemantauan internasional.
(Resa/ZeroHedge)