ISLAMTODAY ID-Swedia dan Finlandia tidak memiliki sikap yang jelas terhadap kelompok teroris, kata presiden Turki, seraya menambahkan bahwa delegasi mereka tidak boleh datang ke Ankara untuk mendorong tawaran NATO mereka.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Türkiye tidak akan memberi lampu hijau keanggotaan NATO untuk Swedia dan Finlandia, menambahkan bahwa negara-negara tersebut gagal mengambil sikap yang jelas terhadap terorisme.
“Kami tidak akan mengatakan ‘ya’ kepada mereka (negara) yang menerapkan sanksi kepada Türkiye untuk bergabung dengan organisasi keamanan NATO,” ujar Erdogan seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (17/5).
Diketahui, dia mengatakannya pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Aljazair Abdelmadjid Tebboune di ibu kota Ankara pada hari Senin.
Erdogan juga mengatakan bahwa delegasi Swedia dan Finlandia tidak perlu repot-repot datang ke Ankara untuk meyakinkan Türkiye agar menyetujui tawaran NATO mereka.
Jumat (13/5) lalu, presiden mengatakan Türkiye tidak memandang positif tawaran keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa negara-negara Skandinavia tertentu secara efektif bertindak sebagai “rumah tamu” bagi kelompok teroris.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyatakan keberatan atas Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO pada hari Ahad (15/5), mengatakan negara-negara Skandinavia mendukung kelompok teroris YPG/PKK.
Untuk diketahui, YPG adalah cabang PKK Suriah.
Titik Pertengkaran
Seorang anggota NATO selama 70 tahun, Türkiye, seperti semua anggotanya, harus menyetujui setiap negara baru yang bergabung dengan aliansi.
Selama beberapa dekade, Swedia dan Finlandia mengambil sikap kebijakan luar negeri yang netral di kawasan itu, tetapi konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung yang dimulai pada 24 Februari memicu perubahan dalam pendekatan mereka.
Baik publik dan sebagian besar politisi sekarang lebih suka bergabung dengan aliansi NATO, karena kedua negara menyatakan niat mereka untuk mencari keanggotaan NATO pada bulan Mei.
Namun, Swedia dan Finlandia belum menanggapi secara positif permintaan Ankara untuk ekstradisi lebih dari 30 teroris selama lima tahun terakhir, sumber kementerian kehakiman mengatakan kepada Anadolu Agency pada hari Senin.
Dalam lebih dari 35 tahun kampanye teror melawan Türkiye, kelompok teror PKK telah bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
(Resa/TRTWorld)