ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul France, Germany & Italy Favor Negotiations To End Ukraine War.
Dalam beberapa minggu terakhir, para pemimpin dari tiga negara Uni Eropa terbesar berdasarkan populasi— Prancis, Jerman, dan Italia — semuanya mendukung negosiasi antara Kyiv dan Moskow sebagai cara untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina.
Tidak seperti Presiden Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Italia Mario Draghi telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Ketiga pemimpin Eropa semuanya telah menandatangani pengiriman senjata ke Ukraina tetapi juga telah menyerukan gencatan senjata.
Setelah berbicara dengan Putin melalui telepon pada hari Jumat (13/5), Scholz menulis di Twitter: “Harus ada gencatan senjata di Ukraina secepat mungkin.”
Dalam pidatonya di Parlemen Eropa pekan lalu, Macron mengatakan, “Kami tidak berperang dengan Rusia.”
Dia mengatakan bahwa “tugas Eropa adalah untuk mendukung Ukraina mencapai gencatan senjata, kemudian membangun perdamaian.”
Draghi bertemu dengan Presiden Biden minggu lalu, dan setelah pertemuan itu, pemimpin Italia, yang sebelumnya tidak mendukung pembicaraan dengan Rusia, mengatakan sudah waktunya untuk mulai memikirkan kesepakatan damai.
“Kami sepakat bahwa kami harus terus mendukung Ukraina dan menekan Moskow, tetapi juga mulai bertanya bagaimana membangun perdamaian,” ujar Draghi, seperti dilansir dari ZeroHedge, Selasa (17/5).
“Orang-orang … ingin memikirkan kemungkinan melakukan gencatan senjata dan memulai lagi beberapa negosiasi yang kredibel. Itulah situasinya sekarang. Saya pikir kita harus berpikir secara mendalam tentang bagaimana mengatasi ini,” tambah Draghi.
Setelah pertemuan Biden-Draghi, Gedung Putih tampaknya masih tidak tertarik dengan negosiasi.
“Kami merasa peran paling konstruktif adalah terus mendukung tangan Ukraina di meja perundingan dan mendukung mereka secara militer,” ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin baru-baru ini berbicara dengan mitranya dari Rusia untuk pertama kalinya sejak Rusia menginvasi, tetapi Menteri Luar Negeri Antony Blinken, diplomat top AS, belum berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Kedua diplomat terakhir berbicara pada 15 Februari.
Sementara itu, pembicaraan langsung Ukraina-Rusia yang telah sering dilakukan selama satu setengah bulan pertama invasi tersendat dan kemudian dihentikan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbagi pandangan Washington tentang negosiasi.
Johnson baru-baru ini memberi tahu Macron melalui telepon bahwa dia “mendesak” Ukraina untuk tidak mengadakan pembicaraan dengan Rusia dan dilaporkan mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 9 April bahwa bahkan jika Kyiv siap menandatangani kesepakatan dengan Moskow, Barat tidak.
Negara-negara NATO hawkish lainnya telah menentang pembicaraan dengan Moskow.
Pada awal April, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengecam Macron karena berbicara dengan Putin, menyamakannya dengan “bernegosiasi dengan Hitler.”
(Resa/ZeroHedge)