ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah mengeklaim bahwa Washington menyalahgunakan posisi kekuasaannya untuk melakukan outsourcing penelitian senjata.
Pada tahun 1990-an, sementara negara-negara pasca-Soviet lemah dan tidak berpengalaman dalam pemerintahan sendiri, AS memiliki tipu muslihat dan sumber daya untuk mengeksploitasi mereka, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada RT Arabic.
Washington memanfaatkan kekuatannya, dengan membangun jaringan biolab yang diyakini Rusia sedang melakukan penelitian militer, jelasnya dalam sebuah wawancara.
Runtuhnya Uni Soviet meninggalkan negara-negara yang miskin dan sangat membutuhkan bahkan kebutuhan paling dasar, yang membuat mereka terbuka bagi AS untuk mengambil keuntungan, kata Lavrov.
“Mitra Barat kami saat itu, bisa dikatakan, sangat bersemangat. Mereka menawarkan jasa mereka dalam setiap aspek dan menyusup ke setiap wilayah negara bagian yang baru merdeka. Mereka mengirim penasihat. Dan sekarang kita mengalami apa yang terjadi sebagai akibat dari masa-masa itu,”ungkap menteri, seperti dilansir dari RT, Kamis (26/5).
Secara khusus, diplomat itu merujuk pada laboratorium yang didanai AS yang menjadi tuan rumah banyak negara pasca-Soviet di wilayah mereka.
Mereka melakukan penelitian biologis yang beroperasi di bawah payung Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan Pentagon.
Washington mengatakan jaringan itu jinak dan berfungsi untuk mendeteksi dan mengidentifikasi patogen yang muncul yang dapat menimbulkan ancaman bagi umat manusia.
Tetapi beberapa negara, termasuk Rusia, percaya bahwa itu adalah fasilitas penelitian senjata biologis rahasia.
Bukti sifat asli laboratorium itu ditemukan oleh militer Rusia selama serangannya di Ukraina, kata Lavrov, seraya menambahkan bahwa Moskow tidak akan membiarkan masalah itu berlalu.
“Eksperimen yang mereka lakukan di laboratorium itu. Kami sudah lama curiga bahwa mereka tidak damai dan tidak berbahaya, ”ungkapnya.
“Sampel patogen yang disimpan [di laboratorium Ukraina], dokumen menunjukkan dengan jelas karakter militer dari eksperimen. Dan dokumen menjelaskan bahwa ada lusinan laboratorium ini di Ukraina, ”tambahnya.
Moskow ingin memperbarui Konvensi Senjata Biologis, sebuah perjanjian internasional tahun 1972 yang melarang penelitian, penimbunan, dan penggunaan senjata semacam itu dan yang ditandatangani oleh Rusia dan AS.
Perjanjian tersebut memiliki kelemahan besar dalam kurangnya mekanisme verifikasi, mirip dengan apa yang digunakan Badan Energi Atom Internasional atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk memastikan kepatuhan di bidang non-proliferasi mereka.
AS telah menghalangi proposal untuk membangun mekanisme seperti itu selama lebih dari dua dekade, sejak 2001, Lavrov menekankan.
“Sekarang menjadi jelas bagi kami mengapa mereka mengambil posisi ini sambil menciptakan laboratorium biologi militer di seluruh dunia selama bertahun-tahun ini,” ungkapnya.
(Resa/RT)