ISLAMTODAY ID-Kepala Federal Reserve mengatakan kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk memerangi inflasi yang merajalela.
Federal Reserve AS telah mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75%, kenaikan terbesar dalam 28 tahun.
Langkah ini dipilih karena ketua bank sentral menekankan perlunya menghindari resesi dan menjinakkan inflasi harga yang tidak terkendali.
Komite Pasar Terbuka The Fed mengumumkan keputusan pada hari Rabu (15/6), mengatakan akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebesar 75 basis poin dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mengurangi inflasi menjadi 2%.
Proyeksi sebelumnya menunjukkan angka itu bisa mencapai 3,4% pada akhir tahun.
“Kami tidak mencoba untuk menginduksi resesi sekarang, mari kita perjelas tentang itu,” ungkap Ketua Fed Jerome Powell, seperti dilansir dari RT, Kamis (16/6).
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa lonjakan harga komoditas tertentu dapat “mengambil keputusan dari tangan kita.”
Sementara inflasi harga di AS telah mencapai 40 tahun tertinggi sebelum serangan Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.
Di sisi lain, komite Fed terus menyalahkan “invasi Ukraina” karena “menciptakan tekanan kenaikan tambahan pada inflasi”.
Selain itu, dia juga mengeklaim bahwa penguncian Covid-19 di China “kemungkinan akan memperburuk gangguan rantai pasokan” di seluruh dunia.
Bank sentral sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa mereka akan mengejar kenaikan suku bunga 0,50% – tertinggi sejak tahun 2000, tetapi berbalik arah awal pekan ini dan menayangkan rencana untuk kenaikan yang lebih besar.
Sementara sekarang memproyeksikan kenaikan tambahan untuk sisa tahun 2022, Powell mengatakan itu kemungkinan tidak akan melebihi dorongan 0,75% yang didorong pada hari Rabu.
“Pertemuan berikutnya bisa jadi tentang keputusan antara 50 dan 75 [basis poin],” ungkapnya, merujuk pada pertemuan Fed yang dijadwalkan akhir Juli.
(Resa/RT)