ISLAMTODAY ID-Rusia sebagi produsen berlian terbesar di dunia, telah berhasil menggagalkan upaya yang didukung Barat untuk mencegah permata negara itu dijual di pasar global, Reuters melaporkan pada hari Kamis (16/6), mengutip surat yang baru diterbitkan.
Proposal dukungan Ukraina, Uni Eropa, Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat ini bertujuan untuk memperluas definisi berlian konflik yang digunakan oleh Kimberley Process Certification Scheme (KPCS).
Sekutu Barat dilaporkan berencana untuk mengangkat masalah ini untuk didiskusikan pada pertemuan mendatang di Botswana dari 20 hingga 24 Juni.
KPCS didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2003 “untuk memastikan bahwa pembelian berlian tidak mendanai kekerasan oleh gerakan pemberontak dan sekutu mereka yang berusaha melemahkan pemerintah yang sah”.
Skema tersebut, yang dirancang untuk menghilangkan perdagangan yang disebut “berlian darah”, dibuat setelah perang saudara yang menghancurkan di Angola, Sierra Leone, dan Liberia, yang sebagian besar dibiayai oleh perdagangan berlian ilegal.
Memberi label secara resmi pada batu mulia Rusia sebagai “berlian konflik” akan memerlukan perluasan definisi.
Dorongan itu datang di tengah sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dikenakan pada Rusia atas operasi militernya di Ukraina.
AS dan Inggris telah memberlakukan sanksi terhadap Alrosa Rusia, produsen berlian kasar terbesar di dunia, yang menyumbang sekitar 30% dari produksi global pada tahun 2021.
Rancangan agenda tertanggal 20 Mei dilaporkan memasukkan slot selama satu jam untuk membahas masalah tersebut, tetapi item tersebut dihapus menyusul keberatan dari Rusia, Belarusia, Republik Afrika Tengah, Kirgistan, dan Mali.
“Kami menemukan diri kami menemui jalan buntu,” ungkap ketua Proses Kimberley Botswana, Jacob Thamage, dilaporkan kepada para peserta, yang mencakup 85 negara, perwakilan industri, dan organisasi masyarakat sipil, seperti dilansir dari RT, Kamis (16/6).
(Resa/RT)