ISLAMTODAY ID- Aksi demonstrasi Ekuador dimulai pada 14 Juni 2022 dengan ribuan penduduk asli Ekuador memadati jalanan ibu kota Quito hingga melumpuhkan aktivitas perdagangan di kawasan tersebut.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengatakan bahwa unjuk rasa ini bertujuan untuk mencoba menggulingkannya.
Tak lama setelah dia berbicara pada hari Jumat (24/6), ribuan pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan menembakkan kembang api kembali bentrok dengan polisi di dekat gedung kongres di Quito.
Polisi dan tentara memukul mundur mereka dengan gas air mata.
“Niat sebenarnya dari orang-orang yang kejam ini adalah untuk melakukan kudeta,”ungkap Lasso dalam pidatonya di mana ia kembali menawarkan dialog untuk mengakhiri protes atas harga bahan bakar dan biaya hidup, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (25/6).
Demonstrasi telah menyebabkan bentrokan hingga menewaskan 6 orang dan puluhan lainnya terluka.
Diperkirakan 14.000 pengunjuk rasa mengambil bagian dalam demonstrasi massal ketidakpuasan di seluruh negeri terhadap meningkatnya kesulitan dalam ekonomi yang berasal dari pandemi virus corona.
Sebagian besar kemarahan terkonsentrasi di ibu kota Quito, di mana sekitar 10.000 orang memprotes.
6 dari 24 provinsi negara itu berada dalam keadaan darurat dan jam malam yang diberlakukan di Quito.
Konsesi Terbatas
Para pengunjuk rasa menuntut pemotongan harga bahan bakar subsidi yang telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Selain itu, subsidi negara berkaitan dengan pekerjaan, kontrol harga pangan, perawatan kesehatan dan pendidikan.
Di sisi lain tndakan itu mahal, dengan kerugian ekonomi sekitar $50 juta per hari, dan produksi bahan bakar – ekspor terbesar Ekuador – berkurang setengahnya, menurut Kementerian Energi.
Pada hari Kamis (23/6), pengunjuk rasa memenangkan konsesi terbatas dari Lasso.
Dia memberi mereka akses, “demi dialog dan perdamaian,” ke pusat budaya simbol perjuangan Pribumi yang telah dikomandoi oleh polisi.
Namun, beberapa jam kemudian, sekelompok pengunjuk rasa menuju Kongres, di mana polisi menembakkan gas air mata sebagai tanggapan atas rentetan batu, kembang api, dan bom molotov.
(Resa/TRTWorld)